Raisel menatap pad ataman yang ada di belakang rumahnya, menatap pada bunga mawar merah yang bermekaran di belakag rumahnya. Tangan Raisel mengambil bunga di sana tersenyum tipis melihat pada bunga yang ada di tangannya. Raisel menyukai bunga mawar merah ini, juga karena Ardam. Pria itu merangkai bunga mawar merah untuk dirinya. semenjak itu dirinya menyukai bunga mawar merah.
Raisel mengepalkan tangannya tanpa sadar bunga mawar merah penuh duri itu melukai telapak tangannya. Raisel mengabaikan rasa sakit yang dirasakan oleh dirinya di telapak tangannya, matanya menatap pada darah yang di telapak tangannya. Raisel menghela napasnya kasar memegang dadanya, sakit yang dirasakan oleh dirinya memang tak akan pernah hilang. Rasa benci yang dia berikan untuk Ardam, apakah itu nyata? Rasanya di
