Pegangan tangan Jonathan masih sama eratnya, meski Maira harus mengikuti langkah kakinya yang jauh lebih besar hingga membuat Maira terseok bahkan setengah berlari agar langkah mereka tetap sejajar. "Lepaskan, Kak Maya bisa salah paham." Saat mereka sampai di depan pintu kamar dimana Maya dirawat, Maira melepas genggaman tangannya. "Kenapa salah paham, Mai? Kamu istriku." Protes Jonathan, sambil kembali menarik tangan Maira. "Secara hukum dan Negara memang iya, tapi tidak di depan Kak Maya." Saat Jonathan hendak kembali bicara, Maira sudah terlebih dulu menyela. "Kak Maya sakit, jangan menambah sakitnya. Kasihan dia," Maira melepas tangannya dan masuk kedalam kamar terlebih dulu. Saat Maira masuk pemandangan pertama dilihatnya adalah sosok Maya yang terlihat tergeletak lemah ta

