Trauma psikologis adalah jenis disfungsi jiwa yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa traumatis. Ketika mengarah pada gangguan stres pasca trauma, disfungsi mungkin melibatkan perubahan fisik dan kimia di dalam otak, yang mengubah respons seseorang terhadap stres masa depan. Kondisi paling mengerikan pada penderita.
Menghilangkan bayang-bayang kejadian yang menyebabkan trauma bukanlah hal mudah. Diperlukan cara tepat agar bisa bangkit dan melupakan kejadian tersebut, memang tidak akan sesingkat teori. Selalu ada proses dalam menjalani setiap usaha.
Seseorang yang pernah mengalami suatu peristiwa mengerikan mungkin tidak hanya merasa takut atau sedih. Ada perasaan lain yang terkait dengan masalah kesehatan mental. Mungkin merasakan emosi yang tidak menyenangkan seperti ketakutan, kemarahan, atau rasa bersalah. Berpikir tentang peristiwa buruk yang pernah dialami, memengaruhi tidur. Tidak aman igin menghindari situasi tak aman.
Jika gejala seperti gelisah atau suasana hati yang berat bertahan selama beberapa bulan, seharusnya mencari bantuan dari seorang profesional. Itu bisa menjadi tanda trauma kondisi kesehatan mental jangka panjang, seperti gangguan stres pasca-trauma. Namun, terkadang korban memilih diam, tersudut pada kondisi tak berdaya.
Komplikasi kesehatan mental setelah terjadinya peristiwa yang mengerikan. Seharusnya tidak ada rasa takut atau malu dalam mencari bantuan. Jika berurusan dengan trauma, sangat penting untuk melakukan perawatan pasca trauma untuk menghilangkan trauma buruk yang pernah terjadi. Namun, kenyataan tidak selalu sama dengan apa yang menjadi suatu keharusan.
Kondisi trauma ini perlu dipahami oleh orang-orang di sekitar pengidap, sehingga mereka mampu memberikan dukungan. Suport yang baik perlu diberikan ketika terpapar situasi traumatis yang terulang atau kondisi yang serupa untuk mencegah menjadi semakin buruk. Hal demikian wajib dipahami mereka yang berada di sekelilingnya.
Trauma pada masa anak-anak justru kadang untuk menumbuhkan kematangan diri secara psikologis. Lingkungan turut menjadi lakmus bagaimana trauma tersebut kelak mewujud. Memengaruhi pola pikir sehingga sugesti pun mengakar kuat dalam diri.
Maka jika teori psikologi yang berkembang selama ini menyatakan bahwa di dalam tubuh dewasa bersemayam jiwa anak-anak, trauma itulah yang mendekam dalam ruang kedewasaan. Menyuburkan imajinasi dengan apa yang ingin dipercaya, sehingga terbentuk kepercayaan bawaan tanpa bisa diganggu gugat. Mekanisme pertahanan diri terbentuk secara keliru.
Jiwa anak yang terperangkap dalam tubuh dewasa bukanlah sebuah premis negatif. Menguapkan sifat tersebut saat tubuh telah tumbuh dewasa adalah sebuah kemustahilan. Yang terbaik adalah mengembangkannya secara positif. Dengan begitu, justru akan menjadikannya jiwa-jiwa dahsyat.
Lalu, bagaimana dengan kasus Daisy yang kini menegaskan diri sebagai Noi? Jev mengembangkan imajinasi salah, persepsi keliru tentang karakter-karakter kuat yang bisa menyelamatkannya dari rasa sakit. Pria itu memiliki andil paling kuat dalam melahirkan monster bernama Debora, tukang duplikat kepribadian.
Adrian semakin kesulitan menentukan partner Bagas dalam melakukan tindak kejahatan, Debora atau Nirmala? Bisa pula memang perbuatan Daisy. Segala kemungkinan bisa terjadi, karena kondisi kejiwaan wanita dengan banyak kepribadian cukup parah.
Selama ini tak ada penanganan serius, pihak keluarga hanya memberikan obat sebagai penenang. Menekan stress agar tidak keluar identitas-identitas lainnya, merasa cukup aman dengan keberadaan Noi yang mudah dikendalikan. Mereka tidak pernah berniat menyembuhkan.
Jev Indra memberikannya, karakter-karakter yang ia lukis di masa lalu. Ada lima gadis di sana, tampak gambaran dewasa dari sosok Daisy. Semua memiliki nama. Dari identitas asli hingga Debora yang belum disinggung selama ini.
Adrian terpaksa menetap di rumah Jev Indra, membiarkan Daisy seorang diri bersama laki-laki yang masuk dalam daftar orang dengan catatan kriminal bukan satu pilihan tepat. Mereka tampak akrab, Daisy memang jauh berbeda. Ada kesantunan sikap terjaga, tatapan tak lepas dari wajah laki-laki 40 tahun itu.
Seketika ada rasa cemburu menyeruak, tatap teduh penuh cinta untuk Jev Indra sedikit mengganggu. Tetap saja, wanita itu adalah perempuan yang beberapa kali beradu lidah dengan dirinya, sosok paking dicinta. Berbagi tatap saja begitu sesak, apalagi menerima kenyataan bahwa mereka pernah tidur bersama.
Jev mengakuinya, kala itu ia mabuk berat. Daisy datang dengan kondisi ketakutan, tampak terintimidasi lagi. Mungkin sang ayah menyadari jika dia kembali, bukan Eunoia. Maka dari itu, berlari pada sosok paling aman.
Mereka dipertemukan kembali di jejaring media sosial, Noi menjadi penulis keren dengan imajinasi tak biasa. Tentu saja, Jev tertarik pada nama yang merupakan hasil imajinasi di masa lalu. Benar saja, ketika bertemu. Daisy langsung mengenali sosoknya.
Sedikit heran karena nama berubah menjadi Eunoia Queen, sementara akun f*******: menggunakan nama pena Zee Jofany. Barulah ia yakin akan penjelasan Daisy tentang perubahan nama sebagai langkah terbaik melupakan trauma masa lalu, tak tahu jika ada banyak karakter dalam diri wanita tersebut. Sampai tadi malam, Jev merasa semua perkataan Daisy benar. Namun, ternyata ada fakta lain, lebih mengejutkan.
“Kamu tahu jika sekarang sudah menikah?” tanya Jev mengingatkan Daisy pada sosok yang saat ini mengawasi dari jauh, wanita itu hanya mengangguk.
Terlihat malu-malu, berbeda jauh dari karakter dua lainnya. Sungguh mengherankan semua hal yang ditunjukkan, sangat polos. Tampilan yang begitu memusingkan kepala, tetapi jelas nyata di depan mata.
Sebelumnya Noi datang, bersikap kasar. Terlihat begitu membenci dirinya. Jev berpikir, khilaf yang ia lakukan membuat Daisy marah, ternyata identitas lain mewakili luapan perasaan itu. Apa perasaannya terbalas? Wanita ini mencintai dirinya seperti hal yang terasa di dalam hati. Jika benar, dia senang. Namun, di sisi lain, bingung.
Bagaimana Jev bisa mencintai wanita yang sudah bersuami? Mereka bahkan pernah menghabiskan momen terbaik bersama, melebur dalam nafsu yang begitu liar. Satu tubuh yang dihuni banyak identitas, siapa pemiliknya? Pria itu kebingungan.
“Apa Om masih menyukaiku, seperti dulu?” tanya Daisy dengan sorot lugu yang mengemaskan, Jev tertawa pelan. Ekspresi lucu dari sosok perempuan dewasa selalu terlihat menggoda, bagaimana ia bisa tak suka? Tentu saja sangat menyukai perempuan di depannya.
“Kamu sudah menikah.” Jev mencoba memberikan pengertian dengan sikap lembut yang khas, dia sangat menyesal atas banyak hal sekarang.
“Tapi, kakak polisi itu menikah dengan Noi. Bukan aku.” Penolakan ini diikuti gelengan kepala, wajah cemberut yang benar-benar membuat Jev ingin merengkuhnya. Namun, niat urung ketika Adrian mendekat, polisi muda tersebut tampak gusar. Tertera jelas di wajah.
“Maaf, mengganggu. Namun, kita harus bicara serius.” Ia mengingatkan pada tujuan awal memanggil Daisy, sosok lembut yang baru pertama kali bertemu Adrian. Mereka beradu pandang, sepintas ada desiran berbeda. Selalu begitu, setiap bertemu lelaki yang disukai oleh salah satu karakter, identitas lain akan mendapat tanda-tanda aneh.
Sebenarnya siapa yang benar-benar mampu menggetarkan hati? Adrian menepis rasa cemburu, saatnya menginterogasi Daisy, ia harus mengetahui sosok Demon sebenarnya. Bukan sekadar praduga semata.
“Siapa yang terhubung dengan Bagas?” tanya Adrian tak mau berbasa-basi, kedua bola mata Daisy membulat sempurna. Nama yang cukup membuat reaksi serius, ada raut ketakutan. Bibirnya bergetar, menggeleng-geleng, sambil meracau tak jelas.
Adrian mencoba mendekat, tetapi wanita itu memilih memeluk Jev Indra. Bersembunyi dalam dekapan pria yang terlihat menenangkan, ada apa ini? Kenapa Daisy begitu ketakutan dengan nama Bagas? Kenyataan apa lagi yang akan diberikan sebagai jawaban?
Apa Tuhan masih belum mau memberikan titik terang? Adrian lelah bermain-main. Semua semakin rumit, terasa membingungkan. Ditambah dengan rasa kesal dengan sikap Daisy, menempel pada laki-laki lain di depan mata.
Apa Adrian harus diam saja sebagai penonton?
***