Keberadaan calon tersangka kembar memaksa Adrian mempelajari banyak hal terkait hal yang bisa membantu penyelidikan, bahkan mencari pengetahuan terkait apa pun perihal sosok sama tersebut. Kelahiran bayi kembar selalu menyisakan misteri dan keajaiban. Secara medis, sudah bukan lagi menjadi misteri. Ada penjelasan ilmiah mengapa ada kelahiran dua atau lebih manusia yang secara fisik sangat mirip (identik) ataupun tidak (tidak identik).
Walaupun demikian, masih banyak mitos berkembang seputar bayi kembar, Mitos ini dipercaya sejak kehamilan, persalinan bahkan kebiasaan 'ajaib' bayi kembar. Benarkah mual hebat di awal kehamilan tanda bahwa mengandung bayi kembar? Benarkah bayi kembar dapat bicara dengan bahasa yang hanya mereka mengerti? Adrian melewati hal-hal tersebut, fokus pada yang lain.
Ada yang mengatakan bahwa anak kembar bisa digambarkan seperti angel and demon, dibmana yang satu berwatak malaikat (baik) sementara yang lain berwatak iblis (jahat). Hal ini sama sekali tidak masuk akal. Namun, tetap ia pelajari guna mempelajari perihal kasus yang tengah ditangani.
Semua bayi lahir dalam keadaan suci dan watak dibangun secara perlahan dengan bantuan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bukan serta merta Tuhan memberikan takdir jahat pada salah satunya, tidak demikian rumus untuk bisa terlahir ke dunia. Menjadi baik atau jahat, semua berasal dari didikan orang tua.
Mitos lama percaya bahwa yang lahir lebih dulu justru adalah si adik, karena kakak mengalah, dan membantu adiknya keluar terlebih dahulu. Namun, dalam dunia kedokteran, bayi yang lahir lebih awal tentu lebih tua daripada yang lahir selanjutnya. Jadi, antara mitos dan medis memiliki pertentangan hebat terkait usia.
Mitos selanjutnya adalah bahwa anak kembar cenderung mempunyai ikatan yang kuat satu sama lain, karena telah bersama-sama bahkan sejak di dalam kandungan. Ada yang mengatakan jika yang satu sakit maka yang lain juga akan ikut merasakan. Bahkan, tak sedikit yang percaya bahwa keduanya bisa saling membaca pikiran kembarannya.
Yah, mitos kali ini tidak seratus persen salah. Namun, lagi-lagi, tidak terlalu benar juga. Hal ini bergantung pada bagaimana merawat dan membesarkan keduanya. Si kembar memiliki ikatan batin yang kuat bukan karena bersama-sama dalam kandungan, setelah itu pun mereka cenderung sering bersama-sama.
Jika anak kembar bersekolah di tempat yang sama, maka akan mengganggu proses belajar, prestasi, dan pergaulannya. Sekali lagi, ini tergantung bagaimana si kembar menyikapinya. Ada yang percaya bahwa dengan berada dalam satu sekolah, si kembar akan sulit berteman karena lebih memilih untuk selalu bersama dengan kembarannya. Pada kenyataannya, bisa jadi mereka malah justru bisa memiliki banyak teman karena mereka kembar dan spesial.
Apa mungkin keluarga Oktavano memisahkan mereka berdasarkan mitos yang bertebaran di masyarakat? Mustahil! Sosok berpendidikan dan realistis masih memercayai hal-hal tabu tentu tidak masuk akal.
Satu-satunya alasan tepat terkait mereka dipisahkan memang untuk menutupi aib, menyembunyikan perbuatan terlarang sang jenderal dengan adik kandungnya. Jika demikian, ada banyak sekali cacat hukum yang dilanggar, tetapi ... kenapa bisa menduduki posisi tertinggi di kepolisian?
Pernikahan sedarah tidak hanya dilarang dalam hukum agama dan negara. Namun, dampak yang bisa terjadi pada anak keturunan mereka juga harus diwaspadai. Hal ini karena bisa menyebabkan anak lahir cacat, baik secara fisik maupun psikologis, bahkan tingkat kecerdasan yang rendah.
Salah satu penelitian menyebutkan, 40% anak hasil hubungan sedarah yang memiliki pertalian darah dekat akan membuat anak lahir dengan cacat fisik, hingga defisit intelektualisasi yang parah. Sangat masuk akal, si kembar tentu mengalami cacat psikologi. Tidak ditampakkan secara nyata, tetapi pasti asa kelainan terkutuk yang sedang disembunyikan
Meskipun tidak melangsungkan pernikahan, mereka melahirkan dua anak kembar. Salah satu disembunyikan dari khalayak ramai, tentu ada rahasia besar tersembunyi. Adrian akan mengungkap semua kebenaran tentang kebejatan sang jenderal, tunggu saja!
Anggriawan melaporkan hal baru, alasan awal si kembar terpisah memang karena kesepakatan keluarga. Mereka mengambil masing-masing satu, lalu menikah dengan orang lain. Dipisah sejauh mungkin.
Anggara disematkan nama Oktavano, tetapi Bagaskara memiliki nama akhiran berbeda. Kemungkinan diambil dari nama ayah tirinya. Tercatat jika kembaran Gara tersebut sering berpindah sekolah, karena sering membuat keributan. Terakhir dikeluarkan dari SMA saat membakar gudang sekolah.
Setiap kali ditanya, Bagas akan mengatakan jika dirinya hanya ingin bersenang-senang. Tercatat sebagai pasien rumah sakit jiwa pada tahun 2013. Namun, lagi-lagi dikeluarkan dari rumah sakit, karena ia menusuk salah seorang perawat yang memberikan makan siang.
Sejak saat itulah, Bagas ditangani oleh ibu kandungnya. Tidak tercatat lagi di berbagai rumah sakit atau psikiater lainnya. Tampak memang sudah menyerah.
“Sepertinya aku melupakan sesuatu, tentang kembaran Gara. Malam itu ... istrimu mengatakan hal penting, aku baru mengingatnya. Mereka sudah tahu sebelum Daisy bertemu ayahnya.” Penjelasan Anggriawan mulai kembali menjadi petunjuk penting bagi Adrian, sekecil apa pun keterangan harus berhasil dia ingat dengan baik agar mempermudah dalam menemukan jawaban atas banyak hal.
Adrian mencoba memahami makna kalimat tersebut, menemukan kembali kepingan puzzle. Jika memang pertemuan telah terjadi sebelum Daisy dilecehkan, artinya si kembar ini memang mengetahui kebenaran masing-masing. Bagaimana jika saat itu tidak ada penukaran anak?
Adrian menelan ludah, baik Gara maupun Bagas memang bertukar peran. Siapa yang menyaksikan pemerkosaan? Kembali buntu, tidak menemukan jawaban. Anggriawan hanya memberikan satu clue, sulit menemukan kepingan lainnya.
Afriz Artanabil pun meragukan jika ada dua orang yang ia kenal, selain kemampuan melukis, mereka tidak memiliki perbedaan. Seandainya selama ini ada dua sosok berbeda, akan sangat mudah menyadarinya. Namun, kedua orang tuanya saja bisa dikecoh saat masih kecil, artinya ... sangat mudah mengelabui Afriz.
“Memang terkadang Gara akan bersikap dingin, normal. Biasanya hak itu akan terjadi jika ayahnya mengusik hobi yang ditekuni. Siapa pun pasti akan menjelma sebagai orang lain saat kesal.” Lagi-lagi penjelasan membuatnya harus berpikir kritis tentang sosok yang sangat meresahkan tersebut, mengenai karakter paling tak manusiawi.
Sekalipun di dunia ini psikopat dianggap hal wajar karena memang terkadang manusia melakukan suatu kejahatan, tetap saja melenyapkan nyawa orang lain bukan sesuatu yang bisa dimaklumi oleh akal normal. Adrian akan menangkapnya, memberikan hukuman paling setimpal. Entah berkelainan mental atau kerasukan, yang jelas pembunuh harus diadili seadil-adilnya.
Adrian membenarkan, tidak termasuk hal mencurigakan. Pasti akan ada tanda-tanda yang membedakan dua orang itu, Daisy ... benar! Wanita itu pasti tahu, dia perlu berbicara pada identitas asli sekali lagi.
Ia bergegas, harus pulang. Menemui Bell, meminta wanita itu sekali lagi mengunjungi Jev. Tidak masalah cemburu, kasus ini harus segera diakhiri. Namun, langkahnya harus terhenti ketika Alvin memapah Akbar, keduanya terluka parah. Apa yang terjadi?
“Mobil kami dipasangi bom, beruntung kami ....” Tak bisa melanjutkan kalimat, tubuh keduanya ambruk. Adrian menyadari sesuatu, serangan dengan senjata kedap suara. Gerakan cepat dilakukan, mengambil pistol.
Mengawasi segala arah, siapa yang melakukan penyerangan di siang bolong? Anggriawan yang mendengar teriakan Adrian keluar, beberapa anak buah terlatih mengikuti. Mengarahkan senjata ke segala penjuru, tak ada siapa pun.
Adrian berlari, memeriksa dua anak buahnya. Masih bernapas. Segera meminta bantuan yang lain, menghubungi ambulance. Tertembak di bagian pinggang, Alvin tak sadarkan diri. Akbar membuka mata, tetapi detik berikutnya kembali pingsan.
Siapa yang menyerang hingga ke tempat rahasia?
***