When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Lagian Mas gak bilang mau ke sini.” Jean menatap Arum sambil memutar bola matanya malas, kesal juga apalagi dilempar garam. “Mas ke sini karena kangen sama aku ya?” “Nggak, saya mau berteduh.” “Loh, kok berteduh doang? Emangnya Mas tau alamat apartemen aku dari mana?” Jean yang baru saja mendudukan dirinya di atas sofa itu berfikir sejenak. Masa iya dia berkata kalau dirinya bertannya pada adik iparnya dengan pertanyaan, “Temen kamu yang suka bareng sama kamu itu tinggal di apartemen mana? Mas lagi pegang kasus ini, takutnya dia ikut terlibat karena ini masalah property.” Jadinya Jean berdehem dan berkata, “Saya tau dari Ibu saya yang sempat bilang. Makannya saya langsung ke sini pas inget kamu tinggal di sini.” Arum menutup mulutnya menahan tawa. “Bisa aja ngelesnnya, orang Mas k