Delapan Belas

1691 Words

Pagi menjelang, Alana menggeliat ia menatap kearah Ardian. Paginya menjadi lebih indah apalagi melihat wajah suaminya yang teduh. Ia menyentuh wajah Ardian, mengusapnya lembut. "Bangun, Ar. Udah pagi." Belum ada pergerakan dari suaminya. Ia kembali mengusap pipinya. "Bangun ih. Kebo banget," Ardian membuka kedua matanya sembari tersenyum kearahnya. "Morning kiss nya mana," ia menempelkan telunjuknya dibibir membuat Alana memutar kedua matanya malas. "Yaudah aku tidur lagi." "Jangan," Alana ragu - ragu. Ia mulai mendekatkan wajahnya kepada Ardian. Ia gemas dengan tingkah istrinya. Ardian yang tidak tahanpun menarik tengkuk Alana. Cup Ciuman dipagi hari membuat Ardian b*******h. Ia mengusap punggung istrinya yang polos. Cukup lama ia dan Alana berciuman. Ardian menindih Alana. "Ng

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD