101. Guntur - Air Mata Langit

2395 Words

Negatif. Garisnya cuma satu. Padahal waktu sudah jauh berlalu, satu bulan selepas liburan seminggu di Paris. "Nggak apa-apa, Sya. Memang belum rezeki kita." Asya terdiam, menunduk. Memandang tiga alat tes kehamilan di tangan. Sewaktu konsul, sungguh tak ada yang salah dengan kondisi sel telur ataupun s****a Guntur, semuanya baik dan subur. Namun, kenapa, ya? Kurang apa? Usaha sudah sebegini kerasnya menurut Asya, doa selalu dilangitkan pula, apalagi Guntur pun tak tinggal untuk salat dalam meminta hajatnya. Ingin punya anak. Lagi. Itu saja. Namun, dasarnya tak ada makhluk satu pun yang bisa menyaingi kehendak Sang Kuasa, jadilah mulai detik itu ... "Aku nggak mau berharap lagi." Yang Guntur raih tubuh istrinya. Dia usap-usap punggung Asya. "Maaf ...," lirihnya. Guntur tak menyahu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD