106. Guntur - Akhir untuk Awal (END)

1398 Words

"Mas, inget nggak? Dulu pas beli rumah ini, sengaja cari yang banyak kamarnya." Membayangkan jika anaknya dengan Guntur akan lebih dari dua. Guntur senyum. Paham ke mana arah obrolan Asya. "Dan sekarang anak kita satu-satunya justru lebih suka nginap di rumah neneknya. Apalagi di rumah Semesta, klop banget kalau sama Nirwana. Sepi, ya, Mas? Masa tua kita cuma berdua," imbuh Asya. Dia letakkan kepala di bahu suaminya. Sama-sama menonton opera. "Dokter bilang kamu masih bisa hamil, kok, Sya." "Tapi umur aku udah empat puluhan, Mas." "Kata dokter selagi belum menopause itu bisa, Sya. Cuma memang rawan atau nggaknya. Dan dokter bilang nggak ada keluhan semisal kamu isi. Cuma memang kamunya masih mau hamil, Sya?" "Buat temen Ciara ... penginnya, sih," gumam Asya. Tatapannya lurus ke laya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD