"Ampun, Mas!" "Udah ...." "Lepas." "Mas, please!" Asya mendadak tak berdaya, dan itu pasti membuat kalian ingin tahu sebenarnya dia sedang apa. Ehm. "Enak, Sya. Empuk." Semprulnya, Guntur bilang gitu. Nggak paham apa kalau Asya merasa kebas di situ. Oh! Dia cekal lengan Guntur yang tak juga beranjak dari posisi wenak, tetapi percayalah nggak enak bagi Asya. Nggak ngapa-ngapain, sih. Asya diam, Guntur yang sibuk, membuat Asya merengek-rengek minta ampun. Ya, giamana nggak? Masih di dalam mobil, di parkiran kantor, Guntur sedang mencubit, menarik-narik, dan tak mau melepaskan itu semua dari pipinya. Padahal mereka sudah sampai di tempat kerja sejak beberapa menit lalu, Asya pun pengin turun. Kata Guntur, "Ini balasan karena tadi kamu nakal." "Aku nakal gimana, Mas?" Dengan nada miri