Bab2

540 Words
Hari ini Hans bersiap untuk berolahraga, sekalian bertemu klien juga untuk membicarakan bisnis nya. Setelah serasa peralatan golf nya telah lengkap, sebelum berangkat pria itu menghampiri pembantunya lebih dulu.  "Ada yang bisa dibantu den?" Tanya pembantunya yang sengaja diambilnya dari Indonesia.  "Nala, sudah bangun dia?" Tanya Hans dengan cuek.  "Belum, apa harus saya bangunkan?" Tanya pembantu nya lagi.  Hans berfikir sebentar, setelah itu menggelengkan kepalanya kecil. "Biarkan saja, tapi tolong ingatkan dia untuk makan. Saya gak mau anak itu nyusahin kalau sudah sakit." Ujar Hans sembari mengambil satu botol mineral dingin dari dalam kulkas untuk diminum nya.  "Kalau begitu saya pergi dulu." Ucap Hans seraya mengambil kunci mobil nya dan berangkat menggunakan mobil. Beberapa menit kemudian Nala turun dari lantai dua, sengaja dirinya ingin mencari sesosok malaikat alias masa depan nya di pagi hari.  "Bibi ada liat kak Hans gak?" Tanya Nala exited.  "Sudah berangkat olahraga non, baru saja sambil bawa peralatan golf." Ujar bibi menjawab pertanyaan Nala.  Mata Nala yang tadi nya berbinar-binar sekarang malah meredup hampa. "Yasudah bi, aku keatas ya." Ucap Nala. "Eh makan dulu non." Ujar sang bibi. Nala mengangguk. "Hm, ngomong-ngomong nama bibi siapa?" Tanya Nala sembari mengambil piring dan nasi nya sendiri. "Panggil aja bi Sarah non. Sini, biar bibi aja yang ambilkan." Ujar bibik Sarah. "Nala aja yang ambil sendiri, makasih ya bi Sarah udah buatin makanan enak buat Nala." Ujar Nala persis seperti yang majikan nya bilang, sifat nya mirip anak kecil. Setelah kenyang Nala akhirnya mendapatkan sebuah ide cemerlang. Ia akan mengendap-endap pergi ke kamar Hans, dan melalukan sesuatu.  Serasa dirinya aman, Nala segera masuk kedalam kamar Hans yang tak dikunci oleh pria itu. Wanita itu mulai mengelilingi tempat ini sembari bersenandung lagu boyband Korea kesukaan nya, BTS.  Lalu mulai menaiki kasur Hans yang sangat empuk, dan berbau pria itu. "Astaga, nikmat mana yang kau dustakan. Pokoknya setelah ini Nala akan telpon papah untuk berterima kasih karena telah mencarikan calon suami terbaik seperti Hans untuk Nala." Ujar perempuan itu.  "Wangi kak Hans." Gumam Nala sembari menciumi bantal milik Hans. Matanya sekarang tertuju pada lemari Hans, dan mulai membuka nya satu persatu. "Wah, barang calon suami Nala rapih-rapih banget." Gumam Nala.  Tak sengaja pula ia menemukan lemari pakaian dalam Hans. "Ups, kelihatan. Maaf kak Hans, Nala gak sengaja melihatnya." Ujar Nala cekikikan. Setelah itu dia mulai merencanakan sesuatu untuk menyambut Hans pulang. Dirinya segera menuju ke kamarnya untuk mandi dan berganti baju, tak lupa memakai wewangian.  "Hmm, sepertinya sudah harum." Ujar Nala setelah mencium aroma tubuhnya sendiri.  Serasa pakaian dan tubuh nya telah perfect, Nala kembali ke kamar Hans. Sengaja ingin menunggu pria itu kembali dari kegiatan berolahraganya.  Hampir satu jam Nala menunggu akhirnya tiba juga, saat-saat dimana Hans kembali pulang.  Nala sudah mempersiapkan diri matang-matang. Setelah pintu dibuka, Hans dengan tampang melongo nya melihat ke arah Nala.  "Apa yang kamu lakukan dikamar ku?" Tanya Hans. "Dan untuk apa kamu menungging dengan pakaian seperti itu dikasurku, Nala?" Tanya Hans tanpa bereaksi seperti apa yang ada dalam bayangan Nala sebelum ia melakukan ini.  Apa gaya ku salah? Atau kurang memuaskan? "Apa Nala kurang panas? Lihatlah, Nala bahkan gak pakai dalaman tahu." Ujar Nala dengan polosnya, seakan tak mengerti sedang bersama siapa ia berbicara.  Hans membuang napas nya berat, lalu menghampiri Nala yang masih berada diatas kasur nya. "Memang nya kenapa kalau kamu gak pakai dalaman? Dada Nala rata begitu, bagaimana bisa kamu menggoda ku."  Ehhhhhhh??? Kali ini Nala yang sukses dibuat melongo oleh Hans.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD