Jeritan sirine polisi membuat kedua remaja yang saat ini berada di tengah hutan menegang. Mereka menerka - nerka tentang siapa yang melapor. Ataukah memang polisi secara kebetulan datang kesana. "Lukas, aku enggak nyesel." Asyila bicara dengan suara parau. Ia menyembunyikan wajahnya di d**a bidang yang penuh dengan darah. "Aku sayang kamu ..." Asyila mengusap sudut bibir Lukas yang robek, dan rahangnya yang lebam parah. Sebutir airmata perlahan membasahi kedua pipi pucatnya. "Lukas ... Aku enggak nyesel." Lukas terdiam. Ia hanya bisa menatap wajah Asyila dengan tatapan perih dan cemas. Tidak mungkin ia akan membiarkan gadisnya menanggung semua penderitaan yang di sebabkan oleh dirinya. "Aku bakal tenang di sana. Karena enggak ada lagi yang bakal bertengkar. Enggak ada lagi suara ter
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books