Jadi begini rasanya di perhatiin, di sayangin, dan dikhawatirin. Asyila sering mengulum bibirnya menahan senyum. Lukas tuh, sudah seperti suami yang sedang mengurus Istrinya lahiran di rumah sakit. Pagi hari sebelum sekolah. Ia membawa sarapan. Kemudian siang harinya ia membawakan makan siang. Padahal di rumah sakit sudah disediakan makanan. Namun dengan alasan kurang enak. Lukas malah membelikannya dari luar. Atau kadang ia membawa dari Rumahnya. Karena Qiana, sang mamah yang memaksa. "Gak usah repot-repot Kas, gue gak enak terus ngerepotin lo." Suatu saat Asyila mengatakan perasaannya. Ia takut Lukas merasa terbebani. Namun Asyila bisa apa, kalau Lukas saja malah merespon seperti ini. "Gue pengin berguna buat lo. Kalau cuma ngasih makan lo aja gue enggak bisa. Gimana gue mau hidup