Awal Kehancuran

837 Words
"Kamu mau menikah lagi?" tanya Anya memastikan pendengarannya. "Iya, kenapa kamu tidak setuju? Kalau kamu tidak setuju, kamu boleh menggugat cerai dan silahkan tinggalkan tempat ini," kata Adi. "Kamu jahat Adi, kamu tega mengkhianatiku hanya karena aku pernah melakukan kesalahan," kata Anya. "Kamu bilang aku jahat, lalu bagaimana dengan kamu yang bahkan tidur dengan lelaki lain di malam pengantin kita? Bagaimana dengan perasaanku? Hah!" bentak Adi. "Pergi kamu dari sini! Aku sudah muak melihatmu," kata Adi. "Baik, tunggu pembalasanku Adi, kupastikan kamu tidak akan bahagia," kata Anya. Wanita itu pun pergi meninggalkan rumah mewah Adi. Anya tersenyum sinis memandang rumah mewah itu. Dia pun melangkahkan kakinya keluar dari komplek perumahan itu. Disana, sebuah mobil mewah telah menunggunya. Seminggu sudah Anya pergi meninggalkan Adi, hidup lelaki itu sangat kacau saat ini, tiap pagi, dia harus bangun sendiri dan menyiapkan sarapan sendiri. Tak jarang dia terkena teguran oleh sang atasan karena sering terlambat. Soal menikah lagi, itu hanya gertakan saja untuk Anya supaya wanita itu pergi dari hidupnya. Sebenarnya, dia ingin mengejar Reina, tapi, wanita itu seolah menghilang sejak Anya pergi meninggalkannya. Bahkan kerjasama dengan perusahaannya digantikan oleh orang lain. "Ya Tuhan, hidupku semakin kacau saja tanpa adanya wanita di sisiku," gumam Adi. Sementara itu, Reina tersenyum senang saat melihat kehancuran hidup Adi. "Penderitaan ini, masih belum seberapa, masih ada kejutan kejutan yang lain untukmu," gumam Reina. Reina sengaja menghindar dari Adi karena misinya sudah berhasil, dia hanya 'wait and see' saja. Tiga bulan sudah Adi menyendiri, perceraiannya dengan Anya telah resmi setelah hakim mengetuk palu pada persidangan terakhir kemarin. Pagi pagi sekali, datang beberapa orang dari bank menemui Adi. "Selamat pagi Pak Adi, kami selaku wakil dari bank XYZ memberitahukan pada Pak Adi, bahwa bu Anya sudah 6 bulan tidak membayar angsuran cicilan rumah. Untuk itu, Pak Adi selaku penanggung jawab harus membayar cicilannya," kata pihak bank. "Tunggu, maksudnya apa? cicilan apa? saya tidak mengerti," kata Adi. "Rumah ini sudah dijaminkan oleh Bu Anya dan Bu Anya tidak membayar cicilan selama 6 bulan, jika dalam bulan depan Pak Adi tidak membayar cicilannya, maka dengan terpaksa, saya akan menyita rumah ini," kata pihak bank. "Berapa nominal yang dijaminkan? Dan berapa cicilannya per bulan?" tanya Adi. "Nominal yang dijaminkan sebesar 1.5M. Per bulannya 12 juta, jika memang Pak Adi keberatan membayar 6x cicilan, Pak Adi bisa membayar 3x cicilan terlebih dahulu," kata pegawai bank itu. "Akan aku usahakan," kata Adi. "Baiklah, kalau begitu, kamu permisi," mereka pun pamit. Adi hanya mengangguk. Dia masih bingung dengan keadaan yang menimpanya. "Darimana Anya mendapatkan sertifikat rumah ini? Dan sejak kapan dia menandatangani surat perjanjian hutang itu?" Adi berulang kali mencoba memutar lembali memori ingatannya 6 bulan lalu. Namun, dia memang tidak merasa menandatangani sesuatu. "Ya Tuhan, darimana pula, aku mendapatkan uang sebanyak itu?" gumam Adi. Setelah berpikir, akhirnya Adi mendapatkan ide. Dia pun berlari mencari beberapa perhiasan milik Reina yang dia berikan sebagai mahar dulu, meski jumlahnya tak banyak, tapi paling tidak, itu cukup untuk membayar cicilan 3 bulan. Saat membongkar brangkasnya, emosi Adi langsung meluap kala melihat tidak ada satu pun barang yang tertinggal disana. "Anyaaa!! Awas kamu ya, tunggu pembalasanku, jangan harap aku diam saja saat kau mencuri semua barangku," geram Adi. Sementara di tempat lain, Anya sedang bersenang senang dengan kekasih barunya. Lelaki muda yang tampan yang merupakan penyanyi pendatang baru. "Bagaimana sayang? Apa kamu menyukainya?" tanya Anya pada Rico kekasih barunya. "Tentu sayang, aku sangat menyukainya," sahut Rico sambil memandangi jam tangan pemberian Anya. Rico dan Anya berkenalan lewat aplikasi cari jodoh online. Keduanya langsung saling suka saat pertama kali mereka bertemu. Dan sekarang, mereka sedang liburan di Thailand sekalian membuat video klip lagu terbaru Rico. Di Jakarta, Adi harus memutar otaknya untuk mencari uang supaya bisa membayar 3x cicilan rumahnya, apalagi saat ini sedang tanggal tua, Adi belum mendapatkan gaji. Adi pun mendekati manajer keuangan, dia harus bisa mendapatkan pinjaman uang secepatnya supaya rumahnya tidak jadi disita oleh bank. "Lena, apa kamu ada waktu malam ini?" tanya Adi seraya memegang tangan Lena "Memangnya kenapa Bapak menanyakan itu?" Lena berpura pura tidak mengerti. "Aku ingin mengajakmu makan malam, apa kamu bisa?" ajak Adi. "Boleh Pak," jawab Lena malu malu. "Baiklah, aku tunggu di parkiran sepulang kantor nanti cantik," kata Adi. Lena hanya tersenyum manis. Wanita itu memang sudah lama menyukai Adi, dan kesempatan ini, tidak akan dia sia siakan begitu saja. Tepat pukul 5, Adi sudah menunggu Lena di parkiran, dan tak butuh waktu lama, wanita itu pun sudah berada di dalam mobil Adi. Duda tampan itu pun melajukan mobilnya menuju ke rumah mewahnya. "Ini rumah Bapak?" tanya Lena saat dia memasuki rumah itu. "Saat ini memang masih menjadi rumahku, tapi beberapa saat lagi, rumah ini akan menjadi milik kita berdua kalau kamu bersedia menjadi istriku," Adi mulai mengeluarkan rayuannya. "Bapak bisa aja," ujar Lena sambil tertunduk malu. Wajahnya sudah semerah tomat saat ini. Melihat Lena yang tersipu malu, Adi pun mendekatinya. Dia peluk tubuh ramping Lena. Jarak mereka hanya beberapa senti saja, bahkan hembusan nafas mereka terasa di wajah masing masing. "Lena, aku serius maukah kamu menikah denganku?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD