Yolanda seperti berada di lahan luas dengan berbagai macam jenis bunga yang mengelilingi. Dan saat ia kembali mengunyah, angin sepoi nan sejuk menerpa diri, membuatnya merasa seperti terbang di atas awan. Rasa dagingnya begitu terasa seakan menyebar ke setiap penjuru lidah. Bahkan saat ia telah menelan kunyahan daging dalam mulutnya, sisa rasa lezatnya masih memenuhi rongga mulut. Enak, hanya satu kata itu yang tertanam dalam benaknya ketika mencicipi masakan Nania. Leon menatap Yolanda dengan alis sedikit berkerut. Ia yakin bukan karena masakan Nania tidak cocok di lidahnya hingga membuatnya sampai menjatuhkan garpu. “Bagaimana, Ibu?” Suara Nania memecah keheningan yang terjadi selama beberapa saat, saat Yolanda tanpa sadar menikmati makanannya dengan sangat. Padahal ia berniat mengh