Buat Malu Keluarga

1304 Words
Setelah berita tentang ketidakhadiran Elmer menyebar, semua orang mulai heboh membicarakan tentang pernikahan yang hari itu terancam batal karena mempelai prianya tidak datang. "Kok bisa sih calon suaminya Freya kabur, Mbak? Memangnya ada masalah apa sampai dia pergi ninggalin Freya di hari pernikahannya?" tanya para tetangga yang penasaran pada Indah yang masih berdiri di tengah-tengah kerumunan. Indah bergeming. Hatinya tiba-tiba merasa sedih saat sahabat dekatnya menjadi bahan perbincangannya orang-orang. "Ya Allah, kenapa aku jadi enggak tega sama situasi yang Freya alamin sekarang? Apa aku terlalu ...? Enggak, enggak, aku juga berhak atas kebahagiaanku sendiri." Indah tak melanjutkan perkataannya. Ia lebih memilih untuk menyusul Freya yang kini pasti sedang terpuruk dalam kesedihan. Melihat kepergian Indah, semua orang kembali membicarakan Freya, mengutarakan dugaan demi dugaan yang terlintas di pikiran mereka. "Kasihan banget ya Freya ditinggal pergi calon suaminya, padahal semuanya udah siap, tinggal ijab qobul aja." "Jangan-jangan calon suaminya Freya pergi sama selingkuhannya kayak di sinetron-sinetron kali!" "Ah, tapi masa sih?" "Waduh, batal dong pernikahannya. Kasihan banget deh si Freya ketemu laki-laki yang enggak tanggung jawab! Habis manis sepah dibuang!" celetuk ibu-ibu lainnya yang begitu yakin jika saat ini Freya tengah berbadan dua. Freya yang baru saja beranjak keluar dari kamar untuk menemui penghulu dan memberitahukan pernikahannya batal agar tidak perlu lagi menunggu, tiba-tiba tersentak kaget saat mendengar pembicaraan orang-orang yang tengah menggunjingnya. Freya merasa hidupnya benar-benar telah hancur karena Elmer. Pria itu tidak hanya telah menodainya sampai ia berbadan dua, tetapi Elmer juga pergi meninggalkan wanita itu sendirian dengan luka yang teramat menyakitkan. "Kamu benar-benar tega, El! Kamu tega hancurin aku kayak gini …." lirih Freya dalam hati dengan napas yang tercekat. Walaupun sudah mencoba kuat, pada kenyataannya, Freya tetaplah rapuh. Wanita itu pun mengurungkan niatnya untuk pergi menemui penghulu, ia tidak seberani itu untuk menampakkan wajahnya di depan ibu-ibu yang tengah asik membicarakannya. Freya kembali masuk ke kamar untuk mengurung diri. Freya tak pernah menyangka jika hidupnya akan jadi seperti sekarang. Berakhir dengan menanggung malu dan bingung harus bagaimana menjalani hidup ke depannya. "Seharusnya waktu itu kamu enggak perlu berhentiin aku untuk bunuh diri kalau pada akhirnya kamu malah buat aku hancur kayak gini, El. Apa yang kamu lakuin hari ini sama aja seperti kamu membunuhku!" gumam Freya dengan suara tangisan yang memenuhi seisi kamar. Tak ada kata yang mampu menggambarkan kesedihan Freya saat ini, pikirannya begitu kacau. Wanita itu tidak sanggup untuk berpikir jernih hingga rasa ingin mengakhiri hidup kembali terbesit di pikirannya. Namun, tak berapa lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari arah luar kamar. Lalu, suara Indah memanggil Freya dan meminta izin untuk masuk ke kamar tersebut. Walaupun Freya tidak menjawab, Indah tetap melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar karena memang pintunya tidak terkunci. Indah menemukan Freya yang tampak begitu menyedihkan. Wajah cantik yang telah di make up ala pengantin mulai memudar karena air mata yang jatuh membasahi wajahnya. Kedua mata wanita itu mulai sembab dan terlihat memerah. Suara isakan terdengar putus-putus dengan d**a yang terlihat naik turun begitu cepat. Kini Indah duduk di hadapan Freya, meraih sebelah tangan wanita menyedihkan itu dan menggenggamnya kuat-kuat. "Freya, aku tau gimana perasaan kamu sekarang, tapi kamu harus kuat melewati semua ini. Mungkin Elmer bukan yang terbaik untuk kamu. Makanya, Allah menunjukkan jalan dengan memisahkan kalian, sebelum kalian berdua terlanjur terikat dalam pernikahan." "Kamu enggak ngerti, Ndah. Kamu enggak akan pernah tau gimana hancurnya perasaan aku. Aku hancur, Ndah ... hati aku rasanya sakit banget ...." Freya memukul dadanya keras-keras dengan sebelah tangan yang tidak digenggam oleh sahabatnya dan itu terjadi beberapa kali sampai akhirnya Indah meraih tangan itu untuk menghentikannya. Tangisan Freya kembali pecah di hadapan sahabatnya saat ia kembali teringat dengan kejadian malam itu. Malam di mana Freya kehilangan kesuciannya karena terlalu mabuk hingga saat ia terbangun, Elmer tidur di sampingnya dalam keadaan tanpa busana. Hari itu, Freya memang diminta Elmer untuk menemaninya datang ke pesta ulang tahun perusahaan tempat pria itu bekerja. "Aku hamil, Ndah. Aku hamil anak Elmer dan sekarang usia kandunganku udah 9 Minggu. Gimana mungkin aku bisa terima kenyataan kalau Elmer pergi ninggalin aku gitu aja dan aku harus mengikhlaskannya? Terus, gimana sama anak ini? Apa yang harus aku lakuin kalau enggak ada Elmer?" tanya Freya dengan pandangannya yang berkabut hingga tanpa sadar, ia menceritakan aibnya pada Indah setelah sempat disembunyikannya rapat-rapat dari siapa pun. Mendengar hal itu dari mulut sahabatnya, tentu saja Indah sangat terkejut. Ia bahkan sampai menangis karena ikut merasakan kepedihan Freya saat ini. Namun, tanpa keduanya sadari, tepat di depan kamar tersebut tante Freya yang bernama Nilam mendengar semua pembicaraan itu. Ia benar-benar kaget saat mengetahui Freya hamil di luar nikah dan langsung melangkah masuk ke kamar setelah membuka pintu dengan kasar tanpa mengucapkan salam. Akan tetapi, Nilam tidak sendiri, di belakangnya ada seorang pria yang menyusul karena seseorang itu meminta kepada Nilam untuk bisa bertemu dengan Freya. Melihat kedatangan keduanya, Freya sangat terkejut. Terlebih saat melihat tatapan Nilam yang tajam menatapnya. Seketika Freya menyadari jika pengakuannya tadi pada Indah didengar oleh sang tante yang saat ini kelihatan murka. "Benar-benar bikin malu keluarga kamu, Freya! Bisa-bisanya kamu hamil sebelum nikah dan sekarang pernikahanmu batal karena laki-laki yang menghamilimu itu pergi! Apa kamu enggak mikirin beban yang ditanggung kedua orang tua kamu di akhirat sana? Sekarang kamu malah mencoreng nama baik orang tua kamu karena kesalahan sendiri yang enggak bisa jaga kehormatan seorang wanita!" ucap Nilam yang tampak begitu marah, lalu wanita itu melayangkan tangannya untuk menampar Freya karena telah memberi aib keluarga. Namun, sebelum tangan Nilam mengenai wajah Freya, seorang pria yang ikut bersamanya masuk ke kamar itu segera menahan pergelangan tangan Nilam. "Bu, masalah tidak akan selesai dengan kekerasan. Sebaiknya Ibu tenangkan diri dulu dan berikan saya waktu untuk bicara dengan Freya," ucap pria itu. Freya menatap wajah pria itu tak percaya, lagi-lagi pria yang sama coba menyelamatkannya. Pertama pria itu coba menghentikan aksi bunuh diri Freya sewaktu di apartemen Elmer, kini ia kembali menyelamatkannya dari tamparan sang tante. "Tuan Arsen …." panggil Freya dengan suaranya yang lirih, kedua matanya menatap wajah pria yang tak lain adalah bos Elmer yang selama satu bulan terakhir pernah beberapa kali bertemu dengannya. "Freya, bisa kita bicara sebentar?" tanya pria yang bernama Arsenio Dharmendra itu tanpa basa-basi. Nilam yang kesal pun segera melepaskan tangannya dari genggaman Arsen dan berlalu pergi begitu saja membawa amarah dan rasa kecewanya pada Freya. Begitu pun dengan Indah, setelah berpamitan pada sahabatnya, wanita itu langsung keluar dari kamar dan meninggalkan Freya bersama Arsen di sana. "Apa dia datang buat ngasih tau ke mana Elmer pergi?" Sambil bertanya pada diri sendiri di dalam hati, Freya bergegas bangkit dari posisi duduknya. Kemudian, wanita itu mulai menatap Arsen dengan penuh harap. Berharap pria itu bisa membuat Elmer berubah pikiran untuk kembali dan bertanggung jawab pada bayi yang tengah dikandungnya saat ini. "Tuan Arsen, apa kamu tau ke mana Elmer pergi?" tanya Freya dengan suaranya yang terdengar bergetar. Namun, apa yang Freya harapkan hanyalah angan semata ketika Arsen menggelengkan kepala, mematahkan harapan wanita itu yang tengah dirundung kesedihan. "Saya tidak tau, Freya. Satu jam yang lalu Elmer mengajukan surat pengunduran diri melalui email. Saya sudah coba menghubunginya untuk menanyakan alasan kenapa dia sampai mengundurkan diri dari perusahaan, tapi nomornya tidak bisa dihubungi." Air mata yang sempat berhenti menetes karena terkejut mengetahui sang tante masuk ke kamarnya kini kembali jatuh membasahi kedua pipinya. Freya begitu frustasi mendengar jawaban Arsen. Ia benar-benar tidak menyangka jika Elmer bahkan sampai mengundurkan diri. Pria itu tidak hanya meninggalkan Freya yang tengah hamil, tetapi juga meninggalkan pekerjaannya. "Jadi, dia serius ninggalin aku dan sengaja pergi dari Jakarta? Ya Allah, kenapa Elmer tega? Apa alasan dia ngelakuin semua ini? Kenapa dia pergi gitu aja dan biarin aku sendirian menghadapi masalah ini?" batin Freya berteriak dalam hati saat tak mampu menghentikan kesedihan yang semakin menyesakkan d**a. "Freya, saya akan menikahimu!" ucap Arsen begitu tiba-tiba hingga mengejutkan Freya yang seketika menatap wajahnya penuh ketidakpercayaan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD