Siang itu Freya akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Arsen demi menutupi kehamilan dari semua tetangga yang berusaha untuk membongkar aibnya.
Freya pun menangis pilu saat ijab qobul berlangsung. Hatinya teramat sakit karena rencana indah yang sempat ia bayangkan untuk hidup bahagia bersama Elmer harus hancur karena ternyata takdir tidak sesuai harapannya. Wanita itu bahkan sama sekali tidak merasa bahagia di hari pernikahannya karena yang bersanding dengannya adalah pria yang tidak dicintainya.
Selesai ijab qobul, Freya dan Arsen duduk di pelaminan untuk berjabat tangan dengan para tamu yang sudah hadir. Tak dapat dipungkiri, ada banyak orang yang ingin mengambil video untuk dikirim ke akun sosial media mereka, bagi mereka pernikahan yang penuh drama itu sangat cocok untuk di-viralkan, beruntung seluruh anak buah Arsen berhasil mencegah hal itu terjadi untuk menjaga privasi acara tersebut.
Tak butuh waktu lama, selesai bersalaman dengan seluruh tamu yang datang di hari pernikahannya, Freya pun meminta acaranya diselesaikan lebih cepat karena ia tidak sanggup untuk lama-lama bersandiwara dan mengulas senyuman palsu di hadapan banyak orang. Arsen pun melakukannya sesuai dengan keinginan Freya karena mau bagaimanapun wanita itu tengah hamil muda dan tidak boleh terlalu lelah.
Pergi dari atas pelaminan, Freya pun bergegas menuju kamarnya. Saat wanita itu hendak melepas kebaya yang membalut tubuh indahnya, pintu kamar diketuk oleh seseorang membuat Freya mengurungkan niatnya karena harus membuka pintu dan melihat siapa yang datang.
"Tuan Arsen? Kenapa kamu datang ke kamarku?" tanya Freya dengan kedua alis yang saling bertaut, menatap wajah pria yang sudah sah menjadi suaminya, walau tadi mereka hanya menjalani pernikahan siri.
"Lalu saya harus ke mana?" tanya balik Arsen yang langsung melangkah masuk, walau tubuh Freya sempat menghalangi jalannya. Bahkan pria itu tidak lupa menutup pintu kembali, kemudian melangkah menuju ranjang.
Freya semakin terkejut melihat sikap Arsen yang sangat berani masuk ke kamarnya, raut bingung seketika menghiasi wajah cantiknya ketika Arsen bahkan tidak sopan hendak merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Tuan, kayaknya kamu salah paham deh. Aku nikah sama kamu tuh bukan karena keinginanku, tapi aku terpaksa terima tawaran yang kamu kasih karena aku enggak mau sampai diusir dari rumah peninggalan orang tuaku kalau kehamilanku ini diketaui orang lain. Jadi, kita enggak mungkin tidur di kamar yang sama, kan? Ya, walau kita sekarang udah sah jadi suami-istri, tapi tetap aja kita enggak saling kenal satu sama lain apalagi saling cinta, dan harus digarisbawahi kalau kita menikah hari ini karena terpaksa! Aku terpaksa demi nama baikku dan rumah ini, sementara kamu terpaksa karena ingin menyelamatkan wanita malang sepertiku."
Arsen menatap Freya dengan kedua alis yang saling bertaut, lalu pria itu duduk di tepi ranjang tanpa mengalihkan pandangannya.
"Seperti yang kamu bilang, mulai hari ini kita sudah sah menjadi suami istri. Jadi, tidak ada salahnya kan kalau kita tidur satu kamar, bahkan agama tidak mengharamkan suami-istri tidur satu ranjang. Walaupun sebelumnya kita belum saling kenal dan hanya sebatas tau nama karena diperkenalkan oleh Elmer, tapi mulai hari ini kita bisa coba saling mengenal satu sama lain. Kalau soal urusan cinta, kita memang tidak saling mencintai, tapi mau bagaimanapun kita sekarang tetap suami-istri dan kamu adalah tanggung jawab saya!"
Perkataan itu membuat Freya terdiam dan mulai berpikir tentang apa alasan Arsen bisa begitu baik menolongnya. Hal yang baginya tidak masuk akal karena selama ini ia tidak merasa kenal dengan pria itu. Mereka hanya sebatas tahu dan pernah bertemu beberapa kali saat Freya menemani Elmer dalam acara kantor.
Freya benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa Arsen berpikir demikian. Ia tidak mengerti mengapa pria itu begitu tertarik untuk mengenalnya setelah menikah. Padahal Freya tidak berharap banyak dari pernikahannya bersama Arsen.
"Tuan, terima kasih banyak sebelumnya karena kamu udah baik banget dan mau bantuin aku sampai rela menggantikan Elmer. Tapi maaf banget, walau kita udah sah jadi suami istri, aku enggak mau kita tidur satu kamar apalagi satu ranjang. Lagi pula pernikahan kita hanya sementara, kan?"
"Jadi kamu berpikir seperti itu?" tanya Arsen yang tak dapat menutupi raut keterkejutan di wajahnya setelah mendengar Freya mengatakan hal itu.
"Ya, terpaksa dan sementara. Enggak lama lagi kamu pasti akan menceraikanku, kan?" tanyanya dengan penuh penekanan.
"Kata siapa? Kenapa kamu seperti cenayang dan begitu mempercayai pikiranmu sendiri?" tanya balik Arsen karena semakin tidak habis pikir dengan semua yang Freya katakan.
"Memang kenyataannya seperti itu kan, Tuan? Kamu pasti akan menceraikanku dalam waktu dekat ini, kan? Lagi pula tujuan kamu nikahin aku hanya untuk menolongku keluar dari masalah hari ini!"
"Kamu salah, Freya! Saya tidak akan menceraikanmu sampai bayi yang kamu kandung saat ini lahir."
"Loh kenapa?" Keterkejutan Freya kian bertambah.
"Semua orang pasti akan mengira jika bayi yang kamu kandung adalah bayi saya. Jadi, mana mungkin pengadilan mengabulkan perceraian kita saat kamu masih mengandung!" jawab Arsen dengan begitu santainya, membuat Freya baru memikirkan hal itu.
Kini Freya menggigit ujung kukunya, menundukkan kepala dan berpikir jika semua yang Arsen katakan benar.
"Ya Allah, gimana ini? Enggak mungkin kalau aku terikat pernikahan sama dia sampai bayi ini lahir. Tujuh bulan adalah waktu yang sangat lama, aku enggak mau jadi beban buat siapa pun. Lagi pula aku enggak enak kalau terus menerus ngerepotin dia. Udah cukup dia menyelamatkanku hari ini, aku yakin dia membantuku hanya karena merasa kasihan. Aku enggak nyangka banget kalau dia memiliki hati yang begitu besar dan mau menolong wanita malang sepertiku, padahal aku bukan siapa-siapa di hidupnya," batin wanita itu yang merasa bingung harus melakukan apa untuk bisa terlepas dari pernikahannya bersama Arsen.
Melihat keterdiaman Freya, Arsen pun berdeham hingga membuyarkan lamunan wanita itu.
"Freya, saya paham dengan kegelisahanmu saat ini, tapi kamu tenang aja karena saya tidak akan menyentuhmu jika kamu memang tidak menginginkannya. Pernikahan ini juga tidak akan membuat hidupmu jadi terkekang, kamu masih bisa melakukan apa pun asalkan izin pada saya sebagai suamimu. Jangan terlalu banyak berpikir karena itu hanya akan membuatmu lelah!" ucap Arsen yang seolah-olah dapat membaca pikiran Freya.
"Benarkah? Kalau gitu apa bisa aku ngajuin beberapa syarat selama kita terikat dalam pernikahan sampai bayi ini lahir?" Walaupun agak terkejut dengan jawaban Arsen, tetapi wanita itu merasa lega karena setidaknya ia masih punya harapan untuk melanjutkan hidup ke depannya.
"Silakan, kamu mau mengajukan syarat apa? Tapi, saya juga punya syarat yang harus kamu setujui!"
Freya coba menarik napasnya dalam-dalam sebelum mengutarakan keinginannya pada Arsen. Setelah yakin, dia pun mulai bicara, "Ada lima syarat yang harus kamu setujui. Pertama, kamu enggak boleh ikut campur sama urusanku. Kedua, kamu enggak boleh larang aku buat cari keberadaan Elmer sampai dia ketemu. Ketiga, setelah Elmer berhasil ditemukan, kamu harus langsung menceraikanku. Keempat, jaga rahasia dari siapapun kalau aku ini adalah istrimu, dan yang terakhir, kamu enggak boleh menyentuhku sampai kita bercerai!"
Arsen seketika menghela napas berat mendengar syarat-syarat yang diajukan oleh Freya. Namun, ia tak punya hak untuk tidak mengabulkannya. Tanpa banyak berpikir, pria itu pun menganggukkan kepala, tanda dirinya setuju.
"Baiklah, saya akan mengabulkan semua syarat yang kamu minta, asalkan kamu juga menyetujui syarat dari saya."
"Apa? Ngomong aja!" jawab Freya yang menganggap jika syarat dari Arsen pasti akan sangat mudah untuk disetujuinya.
"Supaya sama kayak kamu, saya juga akan mengajukan 5 syarat. Pertama, kamu harus memanggil saya dengan sebutan 'Mas' dan itu terhitung sejak kita resmi menjadi suami-istri. Kedua, kamu harus tinggal di rumah saya, tentunya kita tidur di kamar yang sama dan harus satu ranjang, walau tidak bersentuhan, lalu tiga syarat lainnya akan saya katakan di lain waktu, lebih tepatnya di waktu yang pas!"
Freya membulatkan kedua matanya mendengar perkataan Arsen, ia tidak menyangka jika syarat dari pria itu sangat berat untuk dilakukannya. "Ini enggak adil! Masa syarat dari kamu yang sebanyak itu baru kehitung dua?"