Rasanya sungguh mustahil, semuanya terasa sangat sakit bahkan untuk sekadar bernapas. Dan untuk pertama kalinya, aku benar-benar takut mati, batin Intan. Di hadapannya, Arden masih menangis sesenggukan. Arden tak bisa mengakhiri kesedihan apalagi tangisnya. Dengan gemetaran, pria itu tengah berusaha menyuapinya menggunakan sup dan nasi. Semua itu sengaja dilakukan agar Intan memiliki tenaga lebih sebelum menjalani persalinan yang sudah harus segera dilakukan. Kenapa aku harus pergi jika kepergianku justru membuatnya sangat terluka? Aku tidak mungkin pergi bila Mas Arden tidak bahagia. Aku tidak rela, aku sungguh tidak bisa bila kepergianku juga tidak dibarengi dengan kebahagiaan untuknya! Intan masih berbicara dalam hatinya. Susah payah ia membuka mulutnya, mendengarkan tuntunan para pera