Tumpukan lipatan pakaian yang memenuhi tempat tidur, langsung mengusik Arden yang baru pulang. Sementara di depan lemari, Intan tampak sibuk membersihkan setiap raknya. Arden mendadak merasa ngilu hanya karena mendapati itu. “Sayang, kamu lagi ngapain, sih? Kalau memang kamu mau bongkar dan beresin semuanya, kamu kan bisa minta bantuan Mbak. Kami cukup kasih arahan mereka saja.” Arden mempercepat langkahnya. Ia langsung menuju meja kerja di seberang lemari keberadaan Intan, menaruh tas kerjanya di meja sana. Hari ini, Intan memang tak ikut Arden kerja. Intan pergi ke klinik bersama Very dan tentu saja Pandu meski untuk Pandu, sahabatnya itu masih memantau dari kejauhan. Intan tersenyum semringah. Ia tak lantas sepenuhnya berhenti bekerja. Sebab meski pandangannya sudah fokus menatap Ard