CHAPTER 75

3560 Words

Ruangan tersebut telah berubah menjadi kapal pecah. Edric terus melayangkan pukulannya, suara rintihan kesakitan juga terus terdengar. Edric menghentikan pukulannya dan mendengus kasar. Ia melirik ke arah Geo setelah itu tertawa begitu pula dengan Geo yang ikutan tertawa tapi langsung ditutup mulutnya dan memberi isyarat kepada Edric untuk berhenti tertawa.  Geo berjalan menuju satu-satunya lukisan yang terpanjang di ruangan itu. Di rabanya bingkai lukisan itu dan ketemu. Di ambilnya benda kecil itu yang merupakan sebuah alat penyadap suara. Di tunjukkannya alat itu kepada Edric setelah itu di buang ke lantai dan menginjaknya hingga hancur.  Edric menjatuhkan tubuhnya di atas sofa sambil menghembus nafas panjang. Dilihatnya tidak ada bantal yang tersisa untuk di peluknya karena semuanya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD