Alea menarik napas dalam-dalam seraya merentangkan kedua tangannya. Membiarkan udara segar khas pegunungan masuk ke dalam paru-parunya yang selama ini hanya menghirup udara yang sudah bercampur polusi. "Ah! Ini indah sekali dan udaranya sangat menyegarkan!" Alea berujar puas. Tidak salah Mbak Lasmi mengajaknya ke tempat ini. Pemandangannya tidak hanya memanjakan mata Alea, tapi juga memanjakan pikirannya. Di depan Alea berdiri, membentang luas kebun teh yang sangat hijau. Bahkan kabut pagi masih ada dan udara terasa dingin. "Al, nggak sia-sia 'kan kita capek jalan kaki ke sini?" tanya Mbak Lasmi menghampiri Alea. Alea mengangguk dengan mata yang masih tertutup. "Iya, Mbak. Nggak sia-sia," sahutnya. Mbak Lasmi mengajak Alea pergi ke kebun teh yang belakangan ini menjadi tempat yang ram