Dokter Arif menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya perlahan. Ia mengangguk. “Resikonya ada, Pak Hans,” jawabnya dengan hati-hati. “Tapi, saat ini kondisinya masih bisa ditangani. Bu Davina harus segera dipindahkan ke ruang perawatan intensif khusus kehamilan beresiko tinggi supaya kami bisa memantau tekanan darah, detak jantung janin, dan kondisi rahim setiap saat.” Hans meraup wajahnya kasar, terlihat kalut. “Jadi, istri saya harus dirawat inap lagi, Dok? Apa kondisinya seserius itu?” “Betul. Jelas sangat serius, Pak Hans. Bukan hanya perawatan biasa, tapi intensif. Kami akan memberikan obat untuk menstabilkan tekanan darah dan menjaga agar kontraksi tidak datang terlalu cepat. Bayinya masih terlalu kecil untuk lahir sekarang. Kami ingin menahan kehamilan Bu Davina, setida