32 - Everything Has Changed

1771 Words

Rumah yang lembab, lantai yang dingin, suasana yang sepi mencekam menjadi saksi atas betapa pedihnya hidup yang kualami setelah orang tuaku meninggalkanku seorang diri. Menitipkanku pada sanak saudara yang justru menambah berat penderitaanku. Hari itu, untuk pertama kalinya aku menggugat Tuhan. “Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Kenapa ayah ninggalin Naya? Kenapa ibu nggak mau jemput Naya? Kenapa cuma ngasi boneka ini? Kenapa nggak menemui Naya?” Tanyaku pada senyap. Suaraku lirih. Isakanku terdengar jelas. Air mataku terus berhamburan. “Naya kangen Ayah dan Ibu…” Suaraku membentur sepi. Sepi yang berbalik arah menyerangku. Bunyi detik jam dinding tua yang masih menyala menambah sepi perasaanku. Rasa sepi yang kian pekat terus menyelimuti hatiku. Melingkupinya, hingga benar-benar m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD