Matahari sudah meninggi ketika kami turun dari kapal. Bergabung bersama puluhan bahkan ratusan penumpang kapal lainnya yang juga turun. Cahaya matahari membuatku memicingkan mata, melihat lautan manusia yang berbahagia telah sampai tujuan dengan selamat. Sebagian langsung bertemu dengan orang-orang yang menyambut mereka, sama sumringahnya. Sebagian lagi masih harus berjalan sedikit lebih jauh untuk menemukan angkot atau si penjemput malas keluar dari kendaraan. Berpanas-panasan di tengah kerumunan manusia. Seperti kami, kami harus berjalan lurus terus ke depan karena penjemput yang bernama Dito itu belum datang juga. Ayah berjalan lebih dulu, menyeret koper besar dan menggendong tas ransel besar. Aku tak bisa membayangkan bagaimana beratnya tas ransel itu. Karena ukurannya benar-benar bes