21 - Second Confession

1640 Words

Naufal tak berekspresi. Atau aku yang tak bisa melihat jelas raut wajahnya di bawah lampu remang-remang. Yang pasti, kedua matanya kini menatapku tajam. Membuatku salah tingkah. "Kenapa kamu sulit sekali didekati, Nay?" Naufal mengulang pertanyaannya. Aku menelan ludah. Suaranya terdengar serius sekali. "Sulit didekati gimana maksudmu?" Tadinya aku mau menjawab, 'maksudnya?'. Tapi itu terlalu ambigu. Demi melihat tampang Naufal yang tajam menatapku, maka kuperjelas maksud kalimatku. "Kamu seolah menutup diri dari orang lain. Bahkan orang yang tulus ingin dekat denganmu." Kalimat serius selanjutnya. Aku menelan ludah sekali lagi. "Benar, kan?" Naufal meletakkan tangannya di atas meja. Mencondongkan tubuhnya ke arahku. Aku menunduk. Sampai daguku hampir menyentuh leherku. Menciut di b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD