CHAPTER: 1

1440 Words
Ingatkan aku akan hari ini, awal dari kisah gadis baik-baik menjadi Pelakor ~Nevada Louisa Amara~ Mata indah dari gadis yang sedang tertidur pulas itu perlahan terbuka saat gorden yang menghalangi cahaya matahari masuk ke ruangan dibuka oleh pria yang berdiri di jendela dengan hanya menggunakan celana tidur panjang saja. "Tutup gordennya, aku masih mengantuk bibi!" Senyum miring terbit di bibir Darrel saat mendengar ucapan wanita yang sudah ia ambil kegadisannya itu, sedangkan wanita itu membuka matanya perlahan. Darrel berjalan mendekat ke arah Nevada, lalu berdiri di samping Nevada dan menatap wanita yang sedang menatap bingung pada kamar ini, tatapan Nevada bertemu dengan tatapan Darrel dan Darrel tahu bahwa Nevada terkejut akan kehadirannya. "Kau?! Bagaimana bisa ada di kamarku? Keluar dari kamarku!" Nevada berteriak dengan kencang sambil menunjuk pintu kamarnya, namun Darrel hanya diam saja sambil menatap lapar ke arah bawah. Nevada mengikuti arah pandangan Darrel, ia langsung menaikkan selimut yang hampir terjatuh itu dan seketika ingatan tadi malam terlintas di otaknya. "Sudah ingat semuanya? Cepat bangun, ini bukan hotel!" Darrel menatap tajam pada Nevada sedangkan Nevada hanya mendelik kesal pada pria menjijikkan yang membuatnya ikut menjadi menjijikkan. Darrel pun keluar dari kamar Nevada, namun sebelum benar-benar keluar ia berteriak dan Nevada langsung melempar bantal pada pintu yang sudah tertutup itu lantaran saking kesalnya pada Darrel. "Cepat mandi atau aku seret kau keluar!" "Brengsek!" Astaga, baru sehari ia bersama pria itu namun kata-kata kasar sudah keluar dari bibirnya. Nevada mengusap wajahnya dengan kasar lantaran frustasi, apa yang ia pikirkan semalam sampai memulai aksi liarnya dengan pria yang mendapat cap penjahat kelamin tersebut? Tak ingin membuang-buang waktu dengan menyesal, Nevada memilih berjalan ke kamar mandi dan sungguh pangkal pahanya terasa sangat sakit akibat perilaku pria itu semalam. Saking kesal akibat rasa sakit di pangkal pahanya, Nevada melempar barang apa pun yang ada di meja samping tempat tidur. "Sakit! Dasar pria sialan!" Darrel yang baru saja turun dari tangga langsung berhenti melangkah saat mendengar teriakan dari atas, Darrel pun kembali ke dalam kamar tersebut dan melihat Nevada berusaha berdiri namun kembali duduk dengan rintihan kesakitan keluar dari mulutnya. Tanpa mengatakan apa pun Darrel langsung mengangkat tubuh Nevada lalu menggendongnya ke arah kamar mandi, sedangkan Nevada hanya menatap terkejut pada Darrel dan memegang kuat selimutnya agar tidak terjatuh. "Cepat mandi! Jangan bertingkah bagaikan ratu di sini!" "Aku tidak minta digendong ya, kau yang tiba-tiba menggendongku!" Darrel keluar dari kamar mandi tanpa membalas ucapan Nevada, sedangkan Nevada terus menggerutu tak jelas akan sikap Darrel padanya. Namun saat bath up tersebut penuh dengan busa, Nevada berhenti menggerutu dan diam menikmati hangatnya air tersebut dan wangi sabun milik Darrel. [][][][][][][][][][][][] Dua insan berbeda jenis kelamin itu hanya diam di meja makan, tak ada yang berusaha memecah keheningan yang terjadi. Darrel sibuk menyiapkan nasi goreng untuk sarapan mereka sedangkan Nevada sibuk dengan pemikirannya setelah ini mau ke mana dirinya. Darrel meletakkan sarapan yang ia buat di meja makan, lalu duduk di depan Nevada. Tatapan Darrel tertuju pada Nevada yang hanya diam melamun, entah memikirkan apa. "Hei ratu!" "Kau ini mengangetkan aku saja!" "Lagian dari tadi melamun, cepat makan nanti dingin, di sini tak ada pembantu yang akan memasak lagi untukmu!" Nevada pun memilih menyantap nasi goreng buatan Darrel dan ternyata rasanya enak, ia tak menyangka penjahat kelamin seperti Darrel bisa masak juga. Sambil menghabiskan nasi goreng tersebut, tatapan Nevada tertuju pada apartemen Darrel yang berukuran cukup besar untuk satu orang namun rasanya harga apartemen ini tak sesuai dengan kekayaan Darrel. "Kau tinggal di sini?" "Tidak, aku punya rumah yang ditempati dengan Fiona dan juga apartemen saat aku butuh waktu sendiri." "Apartemen ini untuk hubungan terlarang?" Senyum mengejek terbit di bibir Nevada saat Darrel hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu keduanya diam dan melanjutkan sarapan. Nevada berdiri serta mengambil piringnya dan piring Darrel untuk dicuci, ia cukup tahu diri saat menumpang di rumah orang. "Biar aku saja yang cuci piringnya." Darrel pun hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu duduk ke ruang tamu dan mengeluarkan bungkus rokoknya. Ia pun menyalakan sumbunya lalu menghisap rokok tersebut dengan nikmat, Nevada keluar dari dapur setelah selesai mencuci lalu duduk di sofa lain yang berbeda dengan sofa tempat Darrel duduk. "Setelah ini kau mau pulang ke rumah keluargamu?" "Tidak, aku akan pergi ke mana pun asal tidak ke rumah itu lagi." Tanpa harus dikatakan pun, Darrel tahu bahwa Nevada sangat membenci keluarganya itu terlihat dari tatapan penuh kebencian yang terpancar dari mata indah itu dan kepalan tangan yang sangat kuat. "Kau ingin merokok?" Darrel mengulurkan bungkus rokok miliknya sedangkan Nevada hanya diam menatap rokok dan Darrel secara bergantian, saat melihat Nevada hanya diam saja akhirnya Darrel pun angkat suara. "Aku lupa jika kau bukan perokok, apalagi kau berasal dari keluarga baik-baik." "Aku mau rokoknya!" "Kau yakin?" "Ya, Nevada Louisa Amara sudah mati, tidak ada lagi putri baik-baik dari keluarga baik-baik." Nevada pun mengambil rokok tersebut dengan ragu namun ia berusaha meniatkan hatinya untuk benar-benar berubah. Nevada menyelipkan rokok tersebut di bibirnya lalu memberi tanda pada Darrel agar menyalakan sumbunya. Darrel mengambil korek api lalu menyalakan sumbu rokok Nevada. "Uhuk, uhuk, uhuk." Nevada terbatuk-batuk saat pertama kali menghisap rokok, ia pun langsung meletakkan rokok itu ke asbak dan berlari ke dapur untuk mengambil minum. Suara ketukan pintu yang sangat kencang dan terburu-buru membuat Darrel menoleh ke arah pintu tersebut, Nevada yang baru saja keluar dari dapur pun menjadi sasaran Darrel untuk membuka pintu karena ia sedang malas bergerak. "Bukakan pintunya, aku sedang malas bergerak." "Itu rumah dan tamu kau, kenapa aku yang harus buka?!" "Darrel!" "Buka pintunya!" "Darrel!" Meskipun memprotes namun Nevada tetap membuka pintu tersebut, Nevada menatap terkejut pada sosok cantik di depannya dan belum sempat rasa terkejutnya hilang, satu tamparan keras sudah mendarat di pipinya yang diberikan oleh wanita cantik yang merupakan istri Darrel, yaitu Fiona. "Jadi, kau wanita simpanan Darrel selama ini ha?! Aku kira kau adalah wanita baik-baik ternyata kau hanya wanita kurang belaian!" "Ka____ kau salah paham, aku tidak memiliki hubungan apa pun dengan Darrel, kami hanya____ "Nevada siapa itu?!" Dalam hati Nevada mengucap sumpah serapah untuk Darrel yang malah bersuara dan membuat Fiona semakin marah, apalagi pakaiannya yang hanya pakai kaos panjang sepaha milik Darrel dengan celana pendek yang tak terlihat karena kaos itu terlalu panjang. Fiona langsung mendorong Nevada untuk menyingkir dari pintu hingga Nevada terjatuh di lantai, Darrel langsung berdiri dan cukup terkejut melihat kehadiran istrinya namun ia berhasil menyembunyikan tatapan terkejutnya dengan tatapan datar. "Apa yang kau lakukan di sini? Kau sangat tidak sopan Fiona, masuk sembarangan ke apartemenku!" "Tidak sopan mana dengan kau yang tidur dengan desainer baju pernikahan kita ha?!" Fiona berteriak pada Darrel lalu maju ke arah pria itu dan mendorongnya lantaran ia sakit hati dan marah akan kelakuan bejat suaminya ini. Nevada sendiri yang tak mau kena amarah dari seorang istri yang cemburu, akhirnya memutuskan untuk keluar dari apartemen ini namun terhenti saat namanya dipanggil. "Nevada! Kau mau ke mana?!" "Darrel, hu_____ hubungan kita hanya satu malam dan sudah berakhir, aku akan pulang." Darrel langsung berlari ke arah Nevada saat wanita itu hendak keluar dari apartemennya, Nevada menatap kesal pada Darrel yang berhasil menarik tangannya. Keduanya saling menatap tajam satu sama lain, melupakan kehadiran Fiona di antara mereka. "Kau tidak bisa pergi begitu saja, saat ketahuan kau meninggalkanku?!" "Hey, apa kau katakan, kita ini hanya memiliki hubungan ranjang." Nevada berusaha memberikan pengertian pada Darrel namun Darrel tetap menggenggam erat pergelangan tangannya, Nevada berusaha melepaskan pegangan Darrel namun tak bisa. Ia harus pergi segera sebelum Fiona menghabisinya terlebih lagi melihat reaksi Fiona. Darrel tersenyum miring melihat ketakutan di mata Nevada, semalam wanita itu tak takut menciumnya dan memberikan keperawanannya pada pria yang masih asing baginya. Namun sekarang hanya tertangkap basah oleh Fiona, Nevada sudah ketar-ketir. "Dasar wanita murahan, lepaskan suamiku!" Fiona yang sudah sangat marah melihat kedekatan antara suaminya dengan Nevada, langsung mengambil vas bunga lalu melemparnya ke arah Nevada. Vas bunga itu sukses mengenai kepala Nevada hingga berdarah, Darrel terkejut saat tubuh Nevada ambruk ke arahnya, ia pun memeluk tubuh Nevada dengan erat. "Sa____ sakit." Fiona tersenyum puas melihat Nevada yang merintih kesakitan lalu tak sadarkan diri di pelukan Darrel sedangkan Darrel menatap tajam Fiona yang melukai Nevada tanpa belas kasihan. "Rasakan itu jalang! Kau pantas mendapatkan rasa sakit itu!" "Keluar dari apartemenku Fiona, ku ingatkan padamu jangan pernah ke sini lagi! Pernikahan kita hanya bisnis antara kau dan aku, tak lebih dari itu!" Tanpa menunggu balasan dari Fiona, Darrel langsung menggendong tubuh Nevada ke kamar untuk mengganti bajunya dan baju Nevada sebelum ke rumah sakit. Fiona menatap tak percaya pada Darrel yang lebih memihak Nevada, biasanya Darrel akan memihaknya jika sudah tertangkap basah karena statusnya lebih tinggi dari pada penghangat ranjang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD