KUA yuk, Bang?

2122 Words

"Hah? Gimana-gimana?" Nara terperanjat saat mendengar informasi yang Bagas berikan lewat sambungan telepon. Ia terkejut-kejut sampai rasanya ingin melempar meja di depannya. Bukan kepada Bagas, melainkan pada seseorang. Siapa lagi kalau bukan ... Sean Pradipta. "Serius? Jam lima pagi banget?" Nara mendengkus kesal, mendengarkan suara Bagas di ujung telepon mengiyakan. "Tapi ngapain jam lima pagi ke sana. Emang bakal dibolehin masuk? Please-lah, nggak gini juga kali. Bukannya di kontrak kerja aku mulai kerja jam tujuh?" Nara tak habis pikir. Bagas malam-malam meneleponnya, lebih tepatnya pukul sebelas malam meneleponnya hanya untuk mengatakan bahwa besok ia harus datang pukul lima pagi ke apartemen Sean. Seriously? Itu terdengar sangat konyol, apalagi saat Bagas bilang ini perintah Sean

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD