Chapter 7

2062 Words
"Baru pulang ??" Tanya Edgar yang menuruni anak tangga "Loh kok.. loh.. bukannya lagi.." bingung Erlin yang melihat Edgar sudah berada di apartemen "Huh.. huh.. Lin gw haus mau minum gila.. gw cewek Lin lu suruh ngangkat ginian" gerutu Cia sedikit menunduk  kelelahan setelah meletakkan box yang ia angkat sedari parkiran mobil Bruk Cia menabrak Erlin yang tengah berdiri kaku didepannya "Lu ngapain diem Li.." menatap seorang lelaki bertubuh kekar tengah berada diantara anak tangga "Kak Edgar" kaget Cia "Lue kenal dia Ci ??" Tanya bingung Erlin "Iya lah, dia itu collega bisnis nya kak Gio Lin" terang Cia "Hai kak apa kabar ??" Tanya Cia "Kak Edgar ngapain dis.." henti Cia yang langsung menoleh pada Erlin "Jangan bilang dia suami lo Lin ?!" tanya Cia dianggukan dengan perlahan oleh Erlin dan membuat Cia menatap Edgar dengan tersenyum lebar  tentunya dengan rasa malu "Eh Lin gw balik dulu ya takut dicariin.. kak aku pergi dulu.. bye" pamit Cia yang langsung pergi "Ci.. Ci.. mau kemana ??" Teriak Erlin pada Cia yang telah pergi menutup pintu apartemen dari luar "Itu apa ??" Tanya Edgar "Huh.. apa.. ??" Bingung Erlin dan ditunjuk oleh Edgar "Oh ini.. ini barang endorse-an.. yaudah aku mau ke kamar dulu" pamit Erlin yang mendorong tumpukan box ke dalam lift --- "Nah aku mau kasih lihat nih jam baru aku yang aku dapet dari my watch. keren kan, buat kalian yang mau punya jam sama kayak aku langsung aja cek di i********:-nya @my_watch" terang Erlin didepan kamera ponselnya "Apa kamu belum selesai ??" Tanya Edgar yang baru saja memasuki kamar "Apa ??" Tanya singkat Erlin "Itu" seraya menunjuk tumpukan barang yang ada di box "Hum gimana mau selesai.. barang sebanyak ini" keluh Erlin "Mau aku bantu ??" Tanya Edgar "Andai aja kamu bisa membantu.. pasti aku minta bantuan mu captain.. tapi sayangnya kau hanya bisa melihatnya captain" ketus Erlin "Baiklah aku akan melihatnya saja" Sahut Edgar yang menaiki ranjang dan menyaksikan Erlin berkutat dengan ponsel juga barang-barangnya "Nah kalau baju ini aku dapet dari the queen style.. bagus banget kan.. dan ini bahannya adem banget.. cocok banget dipake kemana aja.. harganya pun sangat-sangat bersahabat dengan kantong pelajar.. modelnya juga banyak banget loh.. nih aku dapet banyak banget dari the queen style langsung aja cek i********: nya ya.." ucap Erlin "Masih berapa banyak barang yang harus kamu jelaskan didepan kamera mu itu ??" Tanya ketus Edgar "Puluhan.. please gak usah banyak tanya mending diem deh" balas Erlin Edgar mendekat pada box yang terdapat beberapa tumpuk barang. Tak hanya itu ia juga mulai mengambil satu persatu barang "Nah kal..." Ucap Erlin yang belum selesai karena terpotong oleh Edgar "Jam ini modelnya bagus tapi sayang bahannya jelek" Edgar  memperhatikan satu persatu barang yang ia ambil dari box "Kumohon diamlah captain.. masih banyak yang harus aku review.. kalau kau berbicara itu akan semakin memperlama pekerjaan ku" pinta Erlin "Ouh jadi ini pekerjaan mu" santai Edgar namun Erlin hanya memutar mata kesal "Nah guys..." "Apa kamu bisa menyelesaikan semuanya hari ini ??" Sergah Edgar "Uhhh captain, kalau kau disini hanya mengganggu ku lebih baik kau keluar saja" kesal Erlin "Kenapa aku harus keluar ?? Ini kamar ku" jawab Edgar "Oke fine aku yang akan keluar" geram Erlin membereskan barang nya yang berserakan lalu berjalan menuju pintu kamar Ceklek Ceklek ceklek Erlin terheran dan terus mencoba untuk membuka pintu kamarnya "Kenapa tidak bisa dibuka ??" Bingung Erlin yang mendapat tawa dari Edgar "Kau bodoh atau gimana ?? Pintunya aku kunc,i ya jelas tidak bisa dibuka" sahut Edgar "Kenapa tidak bilang dari tadi captain" kesal Erlin yang dibalas Edgar dengan mengangkat kedua bahunya Klik (memutar kunci) Ceklek Brakk "Dasar anak kecil.. dia yang bodoh malah menyalahkan orang" gumam Edgar dan berkutat dengan ponselnya ---- Tak tak tak Edgar yang hendak pergi ke dapur terhenti seketika melihat Erlin tertidur di ruang tamu "Malah tidur disitu" ucap Edgar sebelum pergi untuk mengambil minum di dapur dan ia akan kembali ke kamar. Namun lagi-lagi langkahnya terhenti seketika di tengah anak tangga Edgar kembali turun menghampiri Erlin dan memasukkan barang-barang milik Erlin ke dalam box nya kembali. "Aku seperti mengemasi mainan anakku yang tertidur setelah bermain" gumam Edgar seraya tersenyum menyeringai Setelah membereskan barang-barang ke dalam box ia membawa box tersebut ke dalam kamar mereka dan kembali ke bawah untuk menggendong Erlin hingga ke kamar "Kamu cantik sayangnya kamu liar.. susah untuk di taklukan.. huh.. karena mu aku tetap harus bermain dengan para jalang di club" gumam Edgar seraya mengusap kepala Erlin ---- "Umm" seraya menggeliat "Eh kok aku di kamar.. siapa yang membawa ku kemari ??" Bingung Erlin setelah menyadari dirinya telah terbaring diatas ranjang di kamar "Hantu yang membawa mu kemari.. tentu saja aku.. kamu mau siapa yang menggendong mu ??" Ketus Edgar "ya kali aja semalam aku tidur sambil berjalan" canda Erlin seraya tertawa kecil "Mana ada orang tidur sambil berjalan.. apalagi sampai kamar.. itu gak mungkin" tepis Edgar "Mungkin aja captain.. aku pernah membaca bahwa ada orang yang tidur sambil berjalan" sahut Erlin "Kamu membacanya dimana ??" Tanya ketus Edgar "Internet.. emm sepertinya di i********:" jawab Erlin "Kamu terlalu mempercayai dunia maya.. percaya itu sama yang sudah kamu lihat.. bukan yang dibilang orang lain !!" Terang Edgar "Serah, percuma debat sama es batu.. udah dingin keras pula" pasrah Erlin yang langsung bangkit dari ranjang dan pergi untuk membersihkan diri "Captain hari ini bisa tidak kamu mengantar ku untuk mengambil mobil di rumah" pinta Erlin yang baru saja keluar kamar mandi dengan berbalut handuk di badan dan kepalanya "Kenapa harus ambil mobil segala ?? Aku bisa mengantar mu kemana saja" jawab Edgar seraya membaca majalah di sofa yang ada di kamar "Ihh ya gak bisa gitu dong.. kan lusa aku udah mulai kuliah terus kalau captain ada penerbangan aku kuliah naik apa ?? Jalan kaki" Tanya Erlin "Naik MRT atau gojek aja" jawab Edgar "Emang rela istrinya di desak orang lain, boncengan sama orang lain.. apalagi kalau gojek kan banyak cowok.. kalau naik MRT pasti desak-desakan.. gimana kalau yang ngedesak cowok" oceh Erlin seraya mengusap rambut dengan handuk "Iya iya aku antar kamu ambil mobil.. bawel" sahut Edgar membuat Erlin tersenyum menyeringai "Captain" "Apa lagi ??" Kesal Edgar "rambut ku basah" dengan nada manjanya "Terus" singkat Edgar "Apa captain gak ada niatan buat keringin rambut ku ??" Tanya manja Erlin "Kamu kira aku hairstylist ?? Keringin sendiri punya tangan kan" kesal Edgar yang meletakkan majalahnya dan pergi meninggalkan kamar "Ihh galak nya ihh.. kumat deh es batunya.. gak peka amet sih.. kan sekali-sekali pengen di romantisin sama suami boleh kan" gumam Erlin "Ehh kok aku jadi pengen romantisan sama captain ?? Ahh gak Lin gak.. jangan Lin.. berabe kalo beneran ada rasa sama captain" lanjutnya yang kemudian melanjutkan aktivitasnya Setelah selesai bersiap-siap Erlin turun ke lantai bawah dan langsung duduk di ruang makan "Pagi bik, captain dimana bik ??" Tanya Erlin "Apa tidak dikamar nyonya ?? Dari tadi tuan belum turun" jawab bik Heni "Loh captain belum makan ??" Tanya kembali Erlin "Belum nyonya" "Bik, bisa gak panggil nona aja ?? Aku berasa tua banget bik dipanggil nyonya" pinta Erlin "Tapi.." tepis bik Heni "Gak pake tapi ya bik.. panggil nona aja" sergah Erlin "Baik nyo.. ehh non" balas bik Heni "Yaudah aku cari captain dulu bik" pamit Erlin yang pergi ke lantai atas kembali "Captain" panggil Erlin yang berada di depan ruang kerja Edgar Ceklek "Kok gak ada" bingungnya Tak tak tak "Captain" panggil Erlin di depan ruang gym "Yaelah disini.. dipanggil-panggil gak nyahut lagi.. dasar tuli" gumam Erlin yang telah membuka pintu ruang gym dan melihat Edgar tengah nge-gym "Aku denger.. males aja nyahuti anak kecil" sahut Edgar "Lah.. dikatain tuli langsung denger.. dasar" gerutu Erlin "Captain kenapa belum makan ??" Tanya Erlin "Nungguin kamu selesai dandan.. sampek aku sudah sangat berkeringat disini" jawab Edgar "Kenapa gak makan dulu.. ngapain nungguin aku" balas Erlin "Emang gak boleh kalau aku mau makan berdua sama istri" jelas Edgar membuat Erlin tersipu malu "Udah yok makan" ajak Edgar yang sudah berada di depan Erlin dan hanya dianggukan oleh Erlin yang masih berdiam kaku ---- Setelah menyelesaikan sarapan Edgar dan Erlin bergegas pergi ke rumah orang tua Erlin seperti yang sudah mereka rencanakan pagi ini "Kamu kenapa diem aja dari tadi ?? Biasanya juga cerewet banget" Tanya Edgar yang tengah mengemudi "Gak apa-apa.. emang gak boleh aku diem" ketus Erlin "Boleh aja.. tapi gak biasa aja liat kamu diem" jawab Edgar "Captain" panggil Erlin yang dibalas dehuman oleh Edgar "Captain kenapa mau dinikahin gitu aja sama aku ??" Tanya Erlin "Kalau aku tolak.. mama ku pasti akan berusaha menjodohkan ku dengan wanita lain" jawab Edgar "Kenapa harus sama aku yang kekanakan ?? Kenapa gak sama cewek lain" tanya kembali Erlin "Ya gak apa-apa.. biar kalau nanti aku punya anak usianya gak beda jauh sama mama nya" terang Edgar membuat Erlin menganga Drrrtt drrrtt "Iya halo" sahut Erlin pada seseorang diseberang panggilan "Lin bisa ke kantor bentar ?? Penting" pinta orang diseberang "Ouh bisa kak, sekarang aku otw" sahut Erlin "Yaudah aku tunggu" "Oke" sahutnya "Captain kita ke kantor ku dulu ya baru ambil mobil.. penting" pinta Erlin "Aku gak tau kantor mu" ucap Edgar "Udah nanti aku kasih tau" balas Erlin ---- "Hai kak, ada apa ??" Tanya Erlin pada Renata yang berada di ruang kerjanya "Sekarang jelaskan ke gw ini siapa ??" Tanya Renata seraya menunjukkan hasil screenshot story i********: Erlin "Lah.. kenapa ada captain di video ku ??" Bingung Erlin "Captain.. siapa captain ??" Tanya Renata "Dia captain" seraya tersenyum menyeringai "Aku gak perduli namanya.. yang jelas dia siapa ?? Sekarang i********: loe lagi rame tanya ini siapa loh Lin" kelas Renata "Ouh ya ?? Aku belum lihat i********: sama sekali hari ini" sahut Erlin "Bentar.. bentar.." Erlin pergi meninggalkan ruang kerja Renata selama beberapa menit dan kemudian kembali bersama Edgar "Nah ini captain" terang Erlin sembari menggandeng Edgar didepan Renata "Yaelah ngapain bawa orangnya.. aku cuman nanya Lin.. dia siapa ??" Kesal Renata "Aku suaminya" sahut Edgar membuat Renata menganga dan Erlin tersenyum menyeringai "A-apa.. su-suami.. sejak kapan ??" Bingung Renata "Iya kak, dia suami ku.. kami menikah saat kemarin aku liburan di Bali" terang Erlin "Kok bisa" singkat Renata "Panjang ceritanya" balas Erlin seraya cemberut "Kamu hutang penjelasan padaku" ucap Renata "Lalu bagaimana endorse an nya ?? Masih kurang banyak Lin" sambung Renata "Iya kak abis ini aku kerjain lagi.. aku masih ada urusan bentar" balas Erlin "Yaudah.. pokok nya harus sesuai jadwal yang udah gue buat" sahut Renata "Iya.. iya.. yaudah aku pergi dulu.. bye" pamitnya yang langsung menarik tangan Edgar "Kenapa tidak langsung kamu jawab aja tadi ??" Tanya Edgar yang telah kembali mengemudi untuk pergi kerumah orang tua Erlin "Sengaja" singkat Erlin "Maksudnya ??" Bingung Edgar "Sengaja aku mau denger captain ngakuin aku sebagai istri" terang Erlin "Masih kekanakan" sahut Edgar "Tapi suka kan" goda Erlin "Suka apa ?? Suka pengen jitak" sahut kesal Edgar "Ehm masa" balas Erlin membuat Edgar menutar mata kesal ---- "Mama" panggil Erlin pada ibunya yang tengah menonton televisi "Erlin.. kesini sendiri ??" Tanya Fernyta "Gak ma, sama aku" sahut Edgar "Ouh kirain sendiri.. baguslah kalau sama kamu.. seneng mama sekarang Erlin udah ada yang jaga" jelas Fernyta "Ih mama ini apa-apa sih" kesal Erlin "Ouh ya ma, kunci mobil Erlin mana ??" Tanya Erlin "Kunci mobil kamu ?? Buat apa Lin ??" "Yah Erlin mau bawa mobil ke apartemennya captain lah ma" jawab Erlin "Kenapa harus bawa mobil Lin ?? Kenapa gak diantar Edgar saja" "Ya kan captain harus kerja ma.. nanti kalau Erlin mau kuliah terus captain gak ada gimana ?? Erlin butuh mobil kan ma" jelas Erlin "Ouh iya ya.. tapi sayangnya kamu terlambat Lin" santai Fernyta "Hah, terlambat gimana ma ??" Tanya kaget Erlin "Mobilnya sudah mama jual kemarin" jawab Fernyta "Yah mama, kok dijual sih.. kan itu mobil Erlin ma.. kenapa gak tanya dulu ke Erlin" kesal Erlin" " Ya kan mama pikir karena kamu sudah ada Edgar jadi gak perlu bawa mobil sendiri.. lagian biasanya juga kamu diantar jemput supir kan Lin paling males nyetir sendiri" jawab Fernyta "Ihh mama nih.. terus Erlin pakai apa ma ??" Kesalnya "Yaudah kamu pakai mobil aku aja kalau aku lagi ada penerbangan. Kalau aku hanya kekantor aku akan mengantar dan menjemput mu" sahut Edgar "Ih gak bisa gitu dong captain" "Ya di bisa.. bisain lah Lin" sahut Fernyta "Tau ahh" kesal Erlin yang langsung pergi "Ma, Edgar susulin Erlin dulu" pamit Edgar yang diiyakan Fernyta
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD