Edgar terus menggenggam tangan Erlin meski mereka tengah berada di kursi penumpang. Ya, kedua pasangan itu akan pergi ke Bali ,untuk mengulang kisah yang beberapa waktu lalu hilang dari ingatan Edgar. Terlihat wajah bahagia Erlin saat mengetahui bahwa lelaki yang dicintai kini sedang berada di sampingnya. “Kenapa kau tersenyum seperti itu?” Tanya Edgar yang merasa aneh dengan raut wajah Erlin. “Aku? Aku hanya merasa bahagia,” jelasnya. “Maaf,” ucap Edgar meneyesal. “Tidak apa-apa, Cap.” Erlin menyandarkan kepalanya pada bahu Edgar. Ia memejamkan mata dengan harapan saat matanya kembali terbuka ,semua ini bukanlah mimpi. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di pulau Dewata, Bali. Edgar membawa Erlin menuju hotel tempat mereka pertam