Malam terus bergulir ketika Juan akhirnya kembali ke kantornya. Mobilnya terparkir lama di luar, dan pikirannya berputar tanpa henti. Ucapan Lucy terus terngiang-ngiang di telinganya. Sesuatu yang tidak sanggup dia lakukan. Dia menggelengkan kepala saat membayangkan Lucy membawa pergi keempat anaknya. Namun, gelengan kepalanya lebih keras saat dia memikirkan tak bisa lagi merasakan malam penuh gairah bersama Monik. "Aku tidak bisa memilih diantara mereka, Tuhan?” gumam Juan putus asa. Sejak pertemuan mereka malam itu, pikiran Juan tak bisa tenang. Dia berharap, waktu berjalan sedikit lebih lama, hingga dia bisa memutuskan mana yang harus dia pilih. Waktu terus berputar. Satu minggu yang diberikan oleh Lucy sudah hampir habis. Sementara Juan, masih belum bisa menentukan, kemana hatinya