Zaverick meremas ponselnya, tatapannya berkabut. Kebahagiaan yang baru saja ia rasakan bersama Layla kini terancam bayang-bayang lelaki misterius itu. Ancaman yang terus menghantuinya seperti duri dalam daging. Bagaimana mungkin di tengah kebahagiaan mereka, ada ancaman yang bisa menghancurkan segalanya?
Layla yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat wajah suaminya yang murung. “Zav, kamu kenapa? Apa ada masalah?” tanyanya dengan nada khawatir, mendekatkan tangannya pada Zaverick.
Zaverick mencoba tersenyum, menutupi kegelisahannya. “Tidak ada apa-apa, sayang. Hanya urusan pekerjaan yang perlu aku urus nanti,” katanya sambil menaruh ponselnya ke dalam saku jasnya.
Namun, Layla yang sudah lama mengenal Zaverick tahu bahwa suaminya sedang menyembunyikan sesuatu. “Zaverick, aku tahu
