Keila Bakery, toko roti yang memiliki bagunan bergaya klasik khas era ’90-an itu selalu dipenuhi pelanggan saat jam makan siang. Tak heran, karena toko roti ini terletak tepat di tengah kota dan pusat perkantoran.
Tiga tahun silam, sebelum Keila Bakery berdiri kokoh seperti saat ini. Bagaskara Rahanggi Hammani pria berumur 29 tahun itu, sudah memikirkan masak-masak konsep apa yang akan ia ambil, siapa saja target costumer-nya, dan dimana tempat yang cocok untuk membangun usahanya.
Dan disinalah akhirnya, ruko 2 lantai berukuran tanggung di jalan Sudirman nomor 12 Bagas memulai bisnisnya.
Bagas sangat bangga dengan bisnis ini. Karena Keila Bakery lah yang memberinya arah dan tujuan hidup setelah dilanda kebingungan karena di-PHK dan harus menjadi single father untuk putri kecilnya.
Meski ia lulus dari jurusan teknik di sebuah universitas ternama, karena tekat dan kebutuhan yang terus mendesak, dengan modal nekat Bagas akhirnya memilih jalur lain, yaitu bisnis kuliner. sebelum memulai usahanya, Bagas terlebih dahulu masuk kursus patiseri dan berkali-kali riset.
Mengapa ia memilih bisnis kuliner? bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang menggiurkan. Karena apa, semua orang butuh makan dan bisnis yang mudah untuk di kembangkan. Namun terlepas dari itu semua, bisnis kuliner harus memperhatikan kualitas. Mulai dari menu dan view yang ditampilkan.
Selain fokus berbisnis, Bagas juga sibuk memperhatikan tumbuh dan kembang putri kecilnya yang kini menginjak umur 5 tahun. Keila Nuria Hammani. Menjadi ayah sekaligus ibu tidaklah mudah. Sering kali putri kecilnya menangis karena beberapa permintaan yang tak bisa ia turuti. Terutama perihal Ibu sambung. Bagas belum bisa menurutinya.
Ada beberpa alasan yang harus ia pertimbangkan untuk menikah lagi. Pernikahan dengan mendiang istrinya dulu tidak berjalan dengan baik dan menyisakan trauma untuk kembali berhubungan dengan wanita. Bukannya tak mau, ia hanya memnundanya sampai waktu yang tepat.
Berawal dari perjodohan paksa ia dan istrinya menikah. Rumah tanggnya tak harmonis, istrinya selingkuh dan depresi berat setelah sang selingkuhan mati secara misterius. Bagas cukup tabah, beberapa bulan kemudian istrinya bunuh diri dan meninggalkan Keila yang masih berumur 3 bulan.
Hidupnya sangat berantakan, namun, ia selalu berusaha kuat demi sang putri.
“PAPA!” Suara kencang Keila terdengar di seluruh penjuru dapur yang kini riuh dengan suara mixer dan peralatan lainnya. Di tengah pintu putri kecilnya berkacak pinggang sambil memandang penuh kekesalan ke sang papa yang kini tengah sibuk menguleni adonan.
“Keila main di luar dulu, Papa masih kotor.” Peringatnya sebelum Keila berlari menghampirinya dan mulai menggelendot manja.
“Ron, tolong bawa Keila keatas nanti saya menyusul habis ini.” Perintahnya pada Roni. Pegawai yang paling Keila sukai karena tingkahnya yang lucu.
Dengan senang hati Roni langsung mencuci tangannya yang penuh dengan tepung dan menghampiri Keila yang kini masih merajuk. “Ayo bos kecil, kita main dulu.”
“Nggak mau! om Roni jahat, kemarin nggak mau jadi ibu peri.” Keila masih mengerucutkan bibir kesal, dan berharap Papanya mau menemaninya bermain.
“Jadi Mimi Peri dong.”
“Nggak apa-apa, pokoknya jadi ibu peri.”
“Yaudah, nggak apa-apa jadi Mimi Peri, tapi jangan lupa bisikin Papa buat naikin gaji om.” Gurau Roni sambil mengangkat Keila ke gendongannya dan mengajaknya ke lantai atas. Ruangan yang biasa Bagas pakai untuk istirahat atau menerima tamu penting.
Setelah Roni membawa Keila pergi, barulah Bagas dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya. Putri kecilnya merajuk karena tadi dirinya tak sempat menjemput di sekolah dan sebagai gantinya ia menjajikan jalan-jalan.
“San, jangan sampai lupa pesanan buat kantor depan di antar jam 1 siang. Terus bilangin Andi buat antar stok bahan ke Bakery two. Saya kembali sekitar jam 3.” Pesan Bagas pada Santi, salah satu Karyawan kepercayaannya sebelum ia pergi.
****
Meski sudah terbiasa, Bagas tetap kualahan saat menuruti Keila yang berlarian kesana dan kemari saat berada di taman bermain. Namun, karena taman kali ini tak begitu besar, Bagas memilih menunggu Keila dari kejauhan dan membiarkan putrinya bermain sepuasnya.
“Keila, kesini dulu.” Panggilnya pada Keila yang tengah asyik bermain ayunan bersama beberapa anak seusianya.
Meski dengan ogah-ogahan Keila tetap berjalan menghampiri Bagas yang kini duduk di kursi bawah pohon rindang. “Kei masih main, pa,” ucapnya dengan nada manja.
“Coba diingat, tadi Key janji apa ke Papa?”
“Makan dulu abis itu main,” jawabnya dengan nada pelan karena kesal.
Bagas terenyum dan mengangkat tubuh mungil Keila ke atas kursi yang sama dengannya. Setelah itu ia membuka tas berwarna pink bergambar kartun unicorn dan mengeluarkan kotak makan beserta botol minum yang memiliki corak yang sama.
Hari ini menu spesial untuk Keila adalah tuna saus tiram, oalahan dari tangannya sendiri yang sudah pasti Keila suka. Seperti seorang ibu pada umumnya, Bagas dengan telaten menyuapi Keila. Bahkan tak jarang ibu-ibu di sekolah Keila memujinya karena perhatiannya melebihi seorang ibu pada umumnya.
“Pa, lihat deh, dia punya Mama sama papa yang lengkap.”
Bagas mengikuti arah tunjuk Keila. Dan benar, disana ada satu keluarga yang tengah bercengkrama.
Keila mendongak dan mentap Bagas sendu. “Kei, juga ingin punya Mama.”
Jawaban Bagas masih sama. Tersenyum dan mengusap lembut kepala Keila. “Sabar Keila, sayang. Kalau suadah saatnya, papa bakal bawa Mama ke rumah.”
“Kei sudah jadi anak baik, Kei sudah rajin salat, Kei juga sudah berdoa sama Tuhan juga. Pasti sebentar lagi Mama datang kan, pa?”
Bagas mengangguk dan tersenyum miris. Semenjak masuk ke sekolah Keila semakin mengharapkan seorang ibu. Karena Keila sudah tahu sosok Ibu itu seperti apa, dan dia sangat menginginkannya. Tapi, Bagas tetap belum bisa mengbulkan permintaan putrinya.
“Papa nggak boleh bohong lagi, bulan depan Kei mau tampil di sekolah terus kata bu guru semua harus bawa Papa sama Mama. Jadi bulan depan Kei harus punya Mama.”
Andai cari Mama buat kamu itu mudah, Kei, sudah Papa cariin dari dulu. Batinnya sambil mengusap kepala putrinya penuh sayang.
“akk... lagi Pa.”
Bagas buru-buru menyuapi Keila lagi. Gara-gara pembahasan soal Mama, ia jadi tak terlalu fokus.
“Setelah ini Papa antar Kei pulang. Nggak boleh.... “
“Rewel kalau sama nenek.” Lanjut Keila yang sudah hafal di luar kepala ucapan andalan sang Papa.
“Bagus.” Bagas tersenyum dan kembali menyuapi Keila sampai tuna saus tiram buuatannya ludes.
Setelah selesai makan, Keila, Bagas biarkan bermain sepuasnya sebelum ia antar pulang karena kerjaannya di toko kue miliknya masih banyak.
***
Bagas merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Hari ini cukup melelahkan, karena sangat banyak orderan kue yang harus ia dan beberapa karyawannya kerjakan.
Seluruh pegawainya sudah pulang, tinggal dirinya sendiri yang harus mengecek dan menyiapkan bahan yang akan dibutuhkan besok. Meski lelah, tapi ini sudah menjadi kewajiban yang harus ia lakukan setiap hari, karena saat pagi Bagas harus mengurus putrinya dahulu dan tak bisa datang lebih awal dari para karyawannya.
Bagas menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7 malam. Pasti Keila sudah uring-uringan di rumah, karena biasanya sebelum magrib ia sudah sampai di rumah.
Dengan cepat, ia mencatat apa saja yang harus para pegawainya lakukan besok sebelum ia datang. Menakar semua bahan dan cepat bergegas untuk pulang.
Namun, apa yang ia lihat saat ini. Ada seorang wanita pingsan tepat di samping mobilnya yang terparkir di depan toko. Kondisi wanita itu tak cukup baik, gamisnya lusuh dan jilbabnya tampak acak-acakan. Bagas melihat kondisi sekitar. Tak cukup ramai, hanya ada beberpa pengendara dan ojol yang tengah nongkrong.
Bagas mengecek denyut nadi wanita itu masih berdenyut. Karena bingung, apa yang harus ia lakukan, akhirnya Bagas memilih untuk membawa wanita itu kedalam mobilnya dan membawanya ke rumah sakit terdekat untuk memastikan kondisinya.
****
Haloo gaiss udah update nihh ...
Jangan lupa buat pencet love biar kalian nggak ketinggalan cerita ini ya ...
Terus komen-komen terbaiknya juga di tunggu selalu, jadi jangan lupa tulis di kolom komentar ya gaisss♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Follow akun author juga disarankan karena akan banyak cerita-ceeita bsru yang akan datang setiap bulannya. Insyaallah ....