Empat Puluh Delapan

1196 Words

Vhena membua kedua matanya, ia tersenyum melihat langit-langit kamar miliknya, bukan langit-langit kamar rumah sakit. Ia mencium aroma manis yang membuat perutnya mulai terasa lapar. Vhena berusaha bangkit berdiri, tubuhnya terasa lebih ringan daripada sebelumnya. Sebelum ia benar-benar berdiri, Daniel sudah menahan tubuhnya untuk duduk di ranjang. "Jangan memaksakan diri, duduk di ranjangmu dan jangan mengeluh." Vhena sedikit terkejut melihat Daniel sudah ada di hadapannya, ia tidak melihat pria itu saat terbangun tadi. Ia menerima segelas air dari Daniel, meminum hingga tandas dan meletakkannya di atas nakas.  "Makanlah." Vhena menerima semangkuk bubur biskuit yang aromanya begitu manis dan juga membuatnya ingin segera memakannya. Tanpa banyak kata Vhena memakan suapan pertama, ia la

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD