Liar

2385 Words

Akhirnya terealisasikan juga nonton bioskop. Zivanna duduk menunggu Hakim di salah satu sudut Empire XXI, tepatnya di kafe kecil yang menyatu dengan area lounge bioskop. Lampu temaram, dinding beraksen marmer gelap, dan alunan instrumental jazzy menciptakan suasana yang cukup nyaman untuk sekadar menenangkan pikiran. Ia menatap di mana Hakim dengan setelan kasual yang tetap tampak gagah tengah memesan tiket film horor yang sejak awal sudah ia gadang-gadang. Sambil menunggu, ia memesan sepotong croissant dan segelas minuman hangat. Namun sebelum pesanan datang, ponselnya bergetar. Notifikasi masuk dari Kezia. Zivanna membuka pesan itu, dan ekspresinya langsung berubah masam. “Ziv, sorry banget... ujian patung lo gagal. Tadi dosen penguji udah ngasih tahu aku. Dan kayaknya lo nggak bisa l

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD