"Kan aku udah bilang, kamu tuh jangan genit genit kalau di kantor. AKu malu tahuu!" Sedari tadi perempuan jelita itu bersungut sungut, karena gara gara Angkasa memanggilnya sayang tadi, semua staf pemasaran jadi menggodanya terus. Anita merasa malu, apalagi mereka membayangkan bagaimana gaya pacarannya Angkasa, ketika sedang berduaan dengan nya. "Memangnya kenapa?" Seolah tidak merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya. Angkasa menyikapi aduannya Anita dengan santai, bahkan tidak sedikit pun terlihat iba pada perempuan jelita tersebut. Jangan kan ia merasa iba. Ia justru bangga, karena semua karyawannya sudah tahu bahwa Anita ini adalah miliknya. Termasuk para karyawan lelaki yang mungkin suka menggoda Anita. Hal itu menjadi ketenangan tersendiri untuknya, karena mereka tentu

