29. Nostalgia

2668 Words

Mendapatkan kabar buruk dari panti asuhan tatkala tidak ada Ridho di sisinya membuat Vivi kalang kabut. Ia sampai berlari menuju pintu utama dan berencana akan menyetop taxi di depan sana nanti. Namun pergerakannya yang tergesa-gesa itu justru mencuri perhatian Tuan Rajasa yang baru saja menuruni tangga. “Vivi!?” “Ada apa, Nak?” “P-pa.. Vivi izin keluar rumah, Pa.” Sebagai menantu rumah ini, Tuan Rajasa juga menjadi papanya. Maka tidaklah salah bila Vivi meminta izin keluar pada sang papa. “Biar Papa antar. Ayo!” Karena sudah terlanjur panik Vivi hanya mengangguk cepat dan mengikuti langkah sang papa mertua menuju area depan rumah besar ini. Tidak menunggu lama, beberapa ajudan telah berdiri di sekitar mobil yang sudah dipanaskan dan siap dipakai oleh tuannya itu. Selama perjalanan s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD