Leony Nadira

1454 Words

“Yaudah, hayuk turun kalau sudah sampai, trus lo ngapa masih bengong gitu? Lo sepertinya kaga ikhlas gue dateng, kenapa, hmm?” tanya Jay menatap lembut Kanaya yang terlihat bingung. “Hah? Ohh, bukan gak ikhlas kak. Cuma takut aja kak Jay tar pingsan lihat keadaan Kay…” ucap Kanaya lagi. “Hmm…mulai lagi—mulai…” Jay merengutkan wajahnya, membuat Kanaya meringis terpaksa. “Gak, ding! Yaudah, yuk turun kalau emang mo ketemu si adek…” Mereka berjalan melewati gang sempit, menuju rumah Kanaya. Hingga akhirnya memasuki rumah dengan halaman minim. “Ini, rumah Kay, Kak.” Kanaya menunjuk rumah miliknya. “Oke, oke. Lo diem aja dulu, ya? Biar gue yang ngetuk pintu…” ucap Jay di jawab anggukan oleh Kanaya. Kanaya berdiri di samping Jay, dimana Jay tepat berdiri di depan pintu sembari mengetuk pi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD