Mendapati tangannya di genggam oleh pria paruh baya yang sedang putus asa menyaksikan putri kesayangannya terbaring lemah dengan jarum infus di tangan membuat Jiwa kemanusiaan Jay tak bisa menolak permintaan pria paruh baya tersebut. "Oke, baiklah Tuan. Jay tak tahu apakah keputusan Jay ini nantinya tepat atau justru memperburuk keadaan kita semua. Tapi sebagai orang yang pernah berhutang budi kepada Annissa dan atas permohonan Tuan sebagai sesama manusia, Jay akan memberikan klarifikasi yang terbaik dan tidak akan memberikan jawaban yang merugikan Annissa maupun pihak, Tuan sekelurga. Nantikan saja hasil meeting singkat yang nanti akan langsung Jay adakan bersama tim advocad mengenai resiko klarifikasi dalam berbagai aspek termasuk Annissa…” Jay menghela nafas panjang sembari mengontrol

