“Maksud, lo apa?” tanya Jay masih tak mengerti arah pembicaraan sang sopir. ‘Ni anak ngapa dah! Sampai ngomongin gosip segala, emangnya dia berefek karena gosip itu? Hmmm...’ “Ya-itu...Tuan...” jawab Kanaya sedikit terbata-bata dengan wajah mendung membayangkan gajinya akan melayang. “Iya. Itu kenapa? Gue kaga paham...” jawab Jay mulai ketus. “Ya, kan. Tuan mau pecat saya... jadi saya mikir salah saya apa?” jawab Kanaya membuat Jay terkekeh hingga memegangi perutnya sekaligus merasa lega, karena ternyata kesedihan sang sopir bukan karena perintahnya, melainkan karena ketakutan akan kehilangan dirinya, dan menjauh darinya. “Bukan itu, maksud gue tadi...” ujar Jay sembari mencubit hidung Kanaya gemas. “Sini, dech...” ajak Jay sembari berjalan meninggalkan kitchen area menuju sofa tamu.

