SEJAK pagi, Lav merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Siang itu tiba-tiba saja perutnya terasa keram. Dia tidak sanggup beranjak ke mana-mana. Dia hanya bisa duduk diam sembari menyembunyikan wajahnya di antara lengan dan meja sembari merintih kesakitan. "Lo sakit?" Pertanyaan Nisa tak ia tanggapi sama sekali. Perutnya terasa sakit bukan main. Rasanya seperti diremas-remas di dalam sana, tapi Lav yakin dia tidak salah makan apa pun dari kemarin. Lalu, ia teringat kalau sebentar lagi adalah jadwal tamu bulanannya. Biasanya, Lav tidak pernah merasakan sakit separah ini, tapi mengapa kali ini terasa begitu sakit sekali? "Kita ke unit kesehatan, ya?" tawaran Nisa dibalas Lav dengan anggukan pelan. "Lo bisa jalan sendiri, nggak?" Lav menggeleng. Jangankan berjalan, berdiri saja ia