Anisa tahu ini salah, tapi ia menikmati curi-curi kesempatan yang ia dan Andrean lakukan. Meski hanya melalui tatapan, entah mengapa dirinya merasa puas. Sentuhan yang terjadi tanpa sengaja ketika mereka bersimpangan di area parkir sudah lebih dari sekedar cukup. Setidaknya dengan begitu, ia tahu Andrean sudah tidak marah padanya.
"Mau langsung pulang abis ini, Yang?!"
"Iya.. Capek banget rasanya badan."
"Emang ngapain sama Zidan semalem?!" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Daniel membuat Abisa dan Zidan langsung menatap pria itu.
"Nggak ngapa-ngapain. Maksudnya apa?!" tanya Anisa berani. Ia menduga ada makna yang tersirat dari kalimat tanya Daniel.
"Gue ikut mobil Andrean aja. Mumpung mereka belom jalan!"
"Dan, nggak per.."
"Kalian butuh waktu buat ngobrol berdua." Zidan
