Langkahnya kembali dia lanjutkan. Tangannya mencengkeram erat tali tas dan koper yang dia tarik. Hening suara malam itu, hingga sentuhan suara roda koper yang terpadu dengan lantai, terdengar jelas di telinga. Suara itu malah sedikit membuat tenang Jihan yang merasa terkejut karena sang suami sudah ada di depan rumah menunggunya pulang. ”Mas, udah pulang kamu?” Tanya Jihan sambl mengulurkan tangan pada sang suami untuk menyalamnya, sayangnya sang suami memilih mengibaskan tangan itu. ”Darimana sasja kamu, jam segini baru pulang? Kamu pikir rumah ini adalah hotel, bisa keluar masuk kapan saja?!” Suaranya terdengar dingin tapi tegas. “Tadi manager bawa aku ke agensi dulu, Mas. Kebetulan ada makan malam bersama di agensi.” Jihan menjawab sambil bersiap masuk ke dalam rumah. Tapi, Owen men

