6.Kronologi penjebakan

1070 Words
Jani hanya bisa menundukan kepalanya, ia juga sedih kalau suaminya dipojokan kayak gini. Walau ia belum mencintai laki laki yang sudah sah menikahinya, tapi ada rasa tak rela saat ada orang yang menjelek jelekan suaminya itu, apalgi penyebabnya adalah dirinya. “Maafkan orang tua Jani ya, Bang!” katanya dengan sendu. “Eh Abang seneng kok bisa nikah sama ayang. Jangan di dengerin omongan orang orang yang iri dengan kisah cinta kita.” Kata Rey menenangkan istrinya, sedangkan matanya malah melotot sama sahabatnya yang membuat perasaan istrinya jadi kalut. Tiba tiba mami Kinan datang menghampiri pasangan suami istri baru yang sedang bercengkrama dengan kedua sahabat Rey itu. Rencananya mami Kinan hendak mengajak Jani untuk fitting baju yang akan dipakai besok untuk acara pemberkatan. “Jani, yuk kita fitting bajunya!” ajak mami Kinan. Mami Kinanlah yang mengatur seluruh gaun yang akan dipakai oleh Jani. Total ada 3 pakaian yang bakal dipakai Jani, untuk pemberkatan, acara syukuran dan untuk acara dansa. Meski emang bukan pesta pernikahan yang megah, tapi mami Kinan, yang sebagai mantan model, tetep ingin pernikahan anak sulungnya itu ditata seapik mungkin sehingga membekas di kenangan anak dan cucunya kelak, bahkan gaunnya pun merupakan koleksi favorit mami Kinan. Keinginan untuk memiliki anak cewe yang tidak pernah terwujud membuat dirinya selalu membuat pakaian pakaian wanita yang ia impikan dipakai untuk putrinya, nampaknya Jani akan menjadi putri kesayangannya mengingat Jani yang manis dan penurut. “Iya Mi!” sahut Jani yang menampilkan wajah sendu. “Eh kenapa anak mami kok wajahnya manyun? Abang Rey nakal sama kamu?” tanya mami Kinan dengan wajah menyelidik kea rah Rey dan teman teman anaknya yang ia sudah kenal dari sejak orok. “Eh engga, Mi! “ kata Jani sambil menggeleng gelengkan kepalanya dengan polosnya, tampangnya yang udah emang cantik dari sananya membuat bukan hanya Rey tapi Rico dan Alex pun terpana, kagum dengan kepolosan gadis manis itu. “Ya udah, daripada kamu disini,dan di godain oleh cowo cowo narsis ini, gimana kalau kita langsung fitting aja?” mami Kinan langsung menarik tubuh anak gadis nemu baru gede itu dengan segera, membuat suaminya protes. “Mami, Jani nya jangan dibawa dulu dong, kan fittingnya bisa banrengan sama aku. Lagian itu kan istri aku.” Tapi mami Kinan mana peduli, ia sudah berlalu sambil menggandeng Jani dengan posesif seakan mau bilang sama anaknya kalau Jani inilah anak perempuan yang ia nantikan sejak lama untuk ia dandanin habis habisan, maklum dirinya kan pengin anak cewe dari dulu eh malah keluarnya cowo semua. “Emak kamu lebih posesif sama istri kamu deh!” kata Rico sambil cenger cengir mengejek Rey yang manyun istrinya ditarik paksa oleh maminya. “Hmmh. aku akan menyul mereka aja deh kalau gitu, daripada aku sama kalian, lebih baik berduaan sama Jani!” Sahut Rey kesal. "Enak aja kamu, kan kamu yang punya acara? Gimana ceritanya kita malah mau ditinggalin?" kata Rico dengan kesal. "Kan enak kalau sama bini sendiri daripada sama kalian yang rese! Mana ngatain aku tua? Emang kalian merasa masih muda?" tanya Rey dengan ketus, ia masih dendam dikatain tua. “Kamu emang beruntung, punya bini bening banget, mana masih polos gitu. “ kata Alex sambil menatap mupeng ke arah mami Kinan tadi menyeret Jani. Rey yang kesal langsunng menjitak temannya dan menariknya ke arah lain supaya tidak menatap kea rah Jani terus . “Lepasin Alex, Rey! Dia kan cuman becanda!” kata Rico sambil cengengesan, melihat Alex yang menggapai ke arahnya untuk meminta tolong. “Huh, untung sahabat, kalau gak udah kukirim ke afrika lu.” Kata Rey sambil melepaskan pitingannya kepada Alex. “Sekarang kita bahas kamu aja, Ceritakan secara rinci kronologi penjebakanmu yang kamu bilang di WA grup kemarin malam. Tapi kamu tetep ada rencana bales ke Digdaya co? Adijaya kan yang udah njebak kamu ?” tanya Rico dengan raut kesal. Solidaritas mereka emang ga bisa di ragukan lagi. Karena mereka membangun persahabatan mulai dari orok, sehingga paham betul perasaan satu dan lainnya. Kalaupun ada gesekan, itu hanya candaan dan tidak terlalu serius. “Iya, aku masih menunggu langkah dia selanjutnya, aku gak akan melepaskan Adijaya begitu saja, Ric!” “Tapi kamu juga harus berterimakasih kepada Adijaya loh Rey!” sergah Alex dengan nada masih kesal dengan perlakuan Rey tadi kepada dirinya. “Iya aku ngerti maksud kamu, karena dia aku bisa ketemu dengan Jani kan?” tanyanya dengan sinis. “Iyalah! Dibalik semua kekacauan yang sudah ia buat, ada hikmahnya lah.” Kata Rico sambil duduk bersama mereka setelah mengambil makanan ringan yang disediakan oleh Rey dengan melimpah. “Tapi thanks God for all of that, kemarin kalau bukan pertolongan Tuhan, hari ini akan ada berita kalau aku tidur dengan wanita yang sudah mereka sediakan.” Kata Rey sambil mengelus kepalanya, karena keberuntungannya. “Cantik cewenya?” “Type apalagi? Jalanglah pastinya!” sergah Rey dengan kesal. “Kamu diberi obat?” “Yup didalam minuman aku, tapi untungnya aku tahu, jadi ga kuminum! Kubuang ke bawah, tapi aku tetep bergaya kalau aku sudah minum barang itu, sampai aku masuk ke dalam kamar berdua dengan wanita itu.” “Trus?” tanya Alex lagi. “Lhah cewenya kamu apain?” Rico juga memberondong ingin tahu. “Aku pukul sampai pingsan.” “Parah lu men!!!! Cewe kamu buat pingsan!” Alex menggeleng gelengkan kepalanya. “Habisnya dia grepe grepe aku mulu!” kata Rey kesal saat teringat kejadian kemarin. “Trus gimana?”Tanya Rico gak sabar. “Lalu aku mencoba lari dari pintu, ternyata dijaga oleh 2 bodyguard Adi. Untung aku bisa bela diri jadi bisa lolos, tapi ya gitu aku harus segera lari karena mereka bawa banyak bala bantuan, nah saat itulah aku berusaha meminta tolong dengan menggedor kamar hotel di sana. Salah satunya tempat si Jani, dan ia langsung bukain pintu dan terjadilah seperti yang kamu udah tahu .” kata Rey dengan singkat. “Kita ga boleh lengah , bro! Adi sangat berbahaya. Dia pasti akan memikirkan jebakan yang lain. Kamu kan tahu kalau ia iri sama kamu, gilanya kamu malah menerima proposal kerja samanya! Bodoh!” Alex mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. “ Aku mana tahu kalau proposal itu miliknya, tapi aku sudah membatalk, makanya aku menyiapkan istri aku dalam perlindungan bodyguard.” Sahut Rey dengan mantap. “Acara besok mesti kamu siapkan dengan matang, siapa tahu apa yang akan terjadi? Soalnya si Adi tidak bakal menyerah.” Nasihat Rico dengan bijaksana. “Aku tahu.. aku tahu!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD