Bab 55 - Sunyi yang Tak Pernah Pergi

1101 Words

Sudah tiga minggu sejak Sinta meninggalkan rumah itu. Tiga minggu tanpa suara langkah Raka, tanpa aroma kopi buatan tangannya setiap pagi, tanpa percakapan singkat sebelum berangkat kerja. Tiga minggu yang terasa seperti tahun-tahun panjang yang membekas di d**a. Sinta kini tinggal di rumah ibunya, rumah sederhana di pinggiran kota. Dindingnya lembap, catnya mulai pudar, tapi di sana ia merasa aman. Aman dari tatapan yang menyalahkan, aman dari rasa bersalah yang menyesakkan d**a. Namun, setiap kali malam datang, pikirannya kembali ke masa lalu ke hari-hari ketika segalanya masih indah. Ia duduk di teras dengan secangkir teh hangat, menatap langit yang perlahan memudar. Ibunya memandangi dari dalam, tak banyak bicara. Hanya sesekali mendekat, menyentuh pundaknya lembut. “Masih belu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD