Bab 38 – Pertemuan yang Tak Pernah Tenang

1005 Words

Malam itu udara Jakarta terasa lebih dingin dari biasanya. Lampu jalan berderet panjang, menciptakan bayangan berkelebatan di aspal hitam. Mobil Radit berhenti di sebuah kafe kecil di sudut kota. Kafe itu tampak sepi, hanya beberapa meja yang terisi. Aroma kopi bercampur dengan dinginnya malam, menyambut langkah mereka masuk. Aruna menggandeng lengan Radit. Hatinya masih diliputi kecemasan setelah insiden motor yang hampir menabrak mobil mereka. Tapi ia memilih diam, tidak ingin menambah beban pikiran suaminya. “Na, kita di sini aman. Rama sudah menunggu,” kata Radit meyakinkan. Di meja pojok, seorang pria dengan jas kasual bangkit dan tersenyum. Rambutnya mulai dipenuhi uban, tapi sorot matanya tetap tajam. Dialah Rama, sahabat lama Radit semasa kuliah hukum. “Radit! Lama sekali,” sam

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD