BAB 24

1569 Words

Jujur ia kesal melihat Liam yang lalu pergi meninggalkannya begitu saja. Terlebih ia membayar makanannya sendiri. Makanan seperti itu, harganya selangit pula. Padahal cuma makan daging panggang dengan bumbu yang rasanya aneh dan hambar. Rendang jauh lebih enak kemana-mana, dan harganya jauh lebih murah. Padahalkan duit si babon itu banyak, bayarin kek untuk terakhir kali. Dian membuka pintu taxi dan membayar sesuai argo. Ia melangkah berjalan menuju pintu pagar. Ia memandang Tatang keluar dari mobil, lalu ia lewatkan laki-laki itu begitu saja. "Adek, kamu kok pulang naik taxi," ucap Tatang ia berjalan mengikuti langkang Dian, menuju pintu utama. "Emang kenapa kalau pakai taxi, enggak boleh? Biasa juga naik taxi," sungut Dian. Ia membuka sepatu, ia simpan sepatu itu di rak dekat pintu.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD