Kanaya POV Saat Kak Denis bertanya tentang impianku, tanganku gemetar. Perlahan, aku mulai menggerakkan tangan untuk berisyarat, meskipun perasaan dalam dadaku mulai memberat. Kali ini, aku akan mengutarakan impian yang selama ini selalu kututupi, sesuatu yang hanya berani kupendam dalam hati. ' Impian terbesarku adalah membahagiakan mamaku, Itu impian yang sampai sekarang belum bisa aku wujudkan. Mamaku... Dia adalah perempuan paling hebat yang pernah kutahu. Sangat kuat, tak pernah mengeluh, meski beban hidup seolah menumpuk di pundaknya. Dia bekerja tanpa henti, demi aku, demi masa depanku. Saat kami pindah ke Bekasi, supaya aku bisa mendapatkan terapi gratis di sebuah yayasan,' air mata mulai menetes sebelum aku bisa menahannya. 'Untuk memenuhi kebutuhan kami, Mama terpaksa menerima