Mendengar pertanyaan Edwin yang penuh kesedihan, Karina hanya bisa mengangguk pelan. Edwin sudah begitu banyak berbuat baik untuknya dan Kanaya, dari mengurus paspor, mengurus Visa Schengen ke Milan, hingga memastikan semua kebutuhan Kanaya sebelum berangkat ke Milan terpenuhi. Tak hanya itu, Edwin juga dengan tulus menawarkan pertemanan padanya, sesuatu yang Karina tak pernah duga sebelumnya. Edwin lelaki baik yang telah membantu mereka agar Kanaya bisa menggapai mimpinya, dan kini giliran Karina untuk membalas kebaikan itu. Dia tahu, Edwin mungkin merasakan rasa sakit yang sama dengan dirinya, rasa sakit yang tak pernah benar-benar sembuh, rasa bersalah, rasa putus asa dan kehilangan yang begitu mendalam. Mungkin, selama ini Edwin tak menemukan seseorang yang bisa benar-benar mengerti be