Dua minggu telah berlalu dan selama itu pula Aurora mempertanyakan kenapa Darren tidak pernah beranjak dari rumahnya, lebih tepatnya tidak pernah beranjak dari atas ranjang Aurora siang maupun malam. Aurora sudah seperti b***k seks yang di pakai sampai mengering atau mungkin sampai tubuhnya remuk oleh lelehan bara api neraka dari laknat Tuhan yang membara. "Aku lelah." Suara lemah. Bersyukur bahwa Darren mendengarnya hingga mata sekelabus ular itu langsung meliriknya yang terkulai lemas di bawah tindihannya. Menatap wajah cantik Aurora yang bermandikan keringat di seluruh tubuhnya. "Tidurlah," ucapnya kemudian, setelah menarik diri dan mulai meraih ceceran piama yang tergeletak di bawah lantai. Memakainya santai dan mulai berjalan perlahan ke arah balkon kamar. Hah. Darren me