Suara pecah membuat Adam spontan masuk ke dalam rumah untuk melihat apa yang sedang terjadi. Namun, ia tidak terburu-buru. Semua mata tertuju pada Adam yang berpenampilan casual. Pria tampan yang tidak pernah terlihat di mata mereka. “Assalamu’alaikum,” ucap Adam sambil mendorong pintu. “Wa’alaikumsalam.” Semua orang pun turut menjawab salam Adam. Naswa melihat Adam. Napasnya sudah memburu. Entah kenapa, melihat Adam justru meredakan emosi Naswa. “Kau! Aahkk! Ssshh …” Sri dan yang lainnya membantu wanita itu berdiri di antara pecahan vas bunga. “Kau ya, Naswa! Kelakuan kau bisa ditindak pidana! Kau bisa di penjara karena udah main fisik!” ketus salah seorang teman Sri. Naswa melihat Mama, Papa, dan adiknya hanya diam saja. Kepala Naswa mulai pusing. Tapi dia berusaha menahan diri ag

