20. Mengungkap Isi Hati

2224 Words

MAKAN malam berjalan dalam diam. Aku hanya bisa memperhatikan saat mereka menambah porsi makan hingga semua piring di meja makan licin-tandas. Terutama Om Fabian, papanya Leo dan Fisha. Aku terkejut melihatnya makan dengan sangat lahap seperti putra sulungnya. Padahal aku duduk tak jauh darinya dan sejak tadi memperhatikannya secara diam-diam. Om Fabian bisa dibilang sangat mirip dengan Leo secara fisik. Tinggi dan tegap, wajahnya dingin, tatapannya datar, alisnya hitam, matanya hitam tajam seperti mata elang. Bedanya, Om Fabian memiliki rahang kokoh yang membuatnya terlihat berwibawa, galak, tegas, dan tak terbantahkan. Seperti Ayah, sayangnya ayahku orangnya aneh sekali. Tiba-tiba saja dia menatapku. Sebuah senyuman tipis terukir di bibirnya. “Apa kamu mengenal Bastian?” tanyanya. Aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD